Kamis 01 Mar 2018 10:49 WIB

Di Era Utsmaniyah, Banyak Perempuan Berprofesi Dokter

Mereka sudah berpraktik, baik di dalam istana kesultanan maupun di luar istana.

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Agung Sasongko
Era Dinasti Ottoman.
Foto: Aksitarih.com
Era Dinasti Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sejarah peradaban Islam mencatat, begitu banyak rumah sakit yang didirikan oleh kaum perempuan. Para perempuan pendiri rumah sakit pada era kekhalifahan itu biasanya adalah istri, anak perempuan, atau ibu dari para sultan. Namun, seluruh staf atau pegawai rumah sakit pada masa itu adalah kaum adam.

Prof Nil Sari, guru besar Fakultas Kedokteran Cerrahpahsa Universitas Istanbul, Turki dalam sebuah penelitiannya, mengungkapkan, pada era kekhalifahan Turki Usmani (Ottoman) sudah mulai banyak perempuan yang berprofesi sebagai dokter. Mereka sudah berpraktik, baik di dalam istana kesultanan maupun di luar istana.

“Dokter perempuan pada era itu berbeda dengan bidan,” ujar Nil Sari. Pada masa itu, bidan yang bertugas untuk membantu proses kelahiran dikenal dengan istilah ebe atau kabile. Sedangkan, dokter perempuan dikenal dengan sebutan tabibe. Sedangkan, dokter pria dikenal sebagai tabib.

Istilah itu ditemukan Nil Sari me lalui sebuah lukisan miniatur ber tarikh abad ke-15 M pada sebuah risalah tentang operasi pembedahan yang bertajuk, “Cerrahiyet Ul Haniye of Sa buncuoglu”. Dalam risalah itu, dokter pe rem puan sudah terlibat dalam operasi terhadap seorang pasien perempuan.

Menurut Nil Sari, para dokter perempuan pada era itu sudah terlibat dalam operasi atau penyembuhan penyakit-penyakit kewanitaan. Sejum lah dokumen yang berhubungan de ngan istana, kata Nil Sari, membuktikan peran dokter wanita pada era kekhalifahan Turki Usmani.

“Baik di Istana Adrinople yang dibangun pada 1450 M maupun di istana tua Bayezid dan Istana Topkapi terdapat rumah sakit yang besar,” papar Nil Sari. Rumah sakit di Istana Topkapi dibangun sekitar abad ke-17 M yang dikenal sebagai “Cariyeler Hastanesi”. Di rumah sakit itu, sudah terdapat tim kesehatan khusus yang terdiri atas para dokter perempuan untuk menangani kesehatan para selir.

Tim kesehatan yang terdiri atas perempuan itu bernama “hastalar ustasi”. Dokternya dikenal dengan pang gilan hekime kadin atau dokter perempuan. Sedangkan, asistennya disebut cariyesi. “Gaji mereka terdaftar pada 1798-1799. Tempat mandi dan dapur peninggalan rumah sakit untuk para selir di Istana Topkapi hingga kini masih ada,” papar Nil Sari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement