REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain akan diikuti pebulu tangkis elite dunia, ada beberapa hal menarik yang ditunggu-tunggu di All England 2018. Yang pertama adalah penerapan aturan tinggi maksimal servis yaitu 115 cm dari permukaan lapangan. Aturan ini untuk pertama kalinya akan diuji coba di All England 2018, Birmingham, Inggris.
Selain itu, pasangan juara All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto seolah kembali bernostalgia setelah di All England 2018 akan kembali reuni dan dipasangkan bersama. Sejak tahun 2018, Praveen/Debby resmi berpisah. Debby dipasangkan dengan Ricky Karanda Suwardi, sedangkan Praveen bersama Melati Daeva Oktavianti.
Namun karena alasan ranking yang belum mencukupi, kedua kombinasi pasangan baru ini belum dapat beraksi di All England 2018. Oleh karena itu, kesempatan ini dimanfaatkan Praveen/Debby untuk mencoba lagi. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengharapkan, tampilnya Praveen/Debby dapat beriringan dengan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang juga pernah mencetak prestasi gemilang dengan meraih gelar hat-trick di All England 2012, 2013, dan 2014.
"Praveen/Debby akan berpasangan lagi di All England 2018, mereka kan pernah juara di sini. Kami berharap dapat format ganda campuran terbaik, supaya bisa bahu membahu dengan Tontowi/Liliyana," ujar Susy dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (1/3).
German Open dan All England, kata Susy, menjadi turnamen yang dipantau PBSI. "Kami mau melihat bagaimana hasil yang diraih para pemain, sebagai bahan pertimbangan pemilihan tim inti Piala Thomas dan Uber. Akan dilihat apakah dia mampu? Lihat dari prestasinya. Pokoknya untuk Piala Thomas dan Uber serta Asian Games, yang terbaik yang akan masuk tim inti," katanya menegaskan.