Kamis 01 Mar 2018 21:31 WIB

Taliban Masih Tanggapi Dingin Tawaran Perdamaian

Taliban khawatir dialog ini hanya siasat AS.

Mantan anggota Taliban memegang senjata mereka saat gabung dalam acara bersama pemerintah Afghanistan di Herat, Kabul, Afghanistan.
Foto: AP/Hoshang Hashimi
Mantan anggota Taliban memegang senjata mereka saat gabung dalam acara bersama pemerintah Afghanistan di Herat, Kabul, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok Taliban pada Kamis mengeluarkan pernyataan dingin terhadap tawaran perundingan perdamaian dengan pemerintah Afghanistan.

Pernyataan itu disampaikan satu hari setelah Presiden Ashraf Ghani menawarkan pengakuan Taliban sebagai partai sah.

 

Taliban secara resmi belum memberikan jawaban terhadap undangan Ghani, yang menyampaikannya pada konferensi internasional Kabul Process untuk mengakhiri perang, yang telah berlangsung 16 tahun.

Namun, juru bicara Taliban memberikan jawaban terhadap "Surat Terbuka" di majalah New Yorker  kepada aktivis Barnett Rubin yang selama ini meminta mereka menerima undangan pemerintah tersebut.

"Negara kami dijajah, yang kemudian berujung pada pemerintahan model Amerika Serikat, yang dipaksakan," kata Taliban dalam jawabannya kepada Rubin.

"Desakan Anda untuk berunding dengan mereka dan menerima keabsahan mereka adalah siasat Amerika Serikat untuk menang perang," kata kelompok itu, dengan menambahkan bahwa tujuan utama pertemuan Kabul Process adalah memaksa Taliban menyerah.

Tanggapan Taliban itu disampaikan satu bulan setelah mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Kabul, yang menewaskan lebih dari 100 orang dan menjadi serangan paling mematikan sepanjang beberapa bulan belakangan.

sumber : AntaraF,
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement