Selasa 06 Mar 2018 06:06 WIB

Hikmah dan Rahasia di Balik Shalat

Sullamul Munajat juga menjelaskan hikmah di balik gerakan shalat.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
 Shalat sunnah (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Shalat sunnah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kitab  Sullamul Munajat karangan alim Hijaz terkemuka, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan tentang shalat: syarat, rukun, dan hikmah shalat. Bagian kedua ini menjelaskan tentang fikih dengan sedikit nuansa tasawuf.

Khusus pada bagian ini, buyut KH Ma'ruf Amin ini mengutarakan hikmah dan rahasia di balik rukun Islam kedua. Shalat Subuh misalkan terdiri atas dua rakaat.

Rahasianya adalah shalat sebelum matahari terbit itu menggambarkan indra peraba yang merasakan dua hal: halus dan kasar. Shalat Subuh merupakan ekspresi kesyukuran karena Allah telah meng anugerahkan indra tersebut kepada manusia.

Shalat Zuhur terdiri dari empat rakaat, menggambarkan indra penciuman yang mampu menikmati aroma dari empat arah. Shalat Zuhur berfungsi untuk menyukuri nikmat tersebut sekaligus menghapus dosa yang berasal dari indra tersebut.

Shalat Ashar menggambarkan indra pendengaran yang mendengar suara dari empat arah. Dengan mendirikan shalat tersebut seseorang akan memohon ampunan agar Allah menghapus dosa yang berasal dari indra tersebut.

Shalat Maghrib merefleksikan arah yang dapat dilihat, yaitu depan, kiri, dan kanan. Shalat tiga rakaat ini bertujuan untuk menyukuri nikmat tersebut dan memohon ampunan atas dosa yang berasal darinya.

Shalat Isya menggambarkan indra pengecap yang merasakan dingin, panas, pahit, dan manis. Shalat ini bertujuan untuk berterima kasih kepada Allah atas nikmat tersebut.

Alim yang pernah menjadi imam Masjid al-Haram itu juga menjelaskan hikmah di balik gerakan shalat. Berdiri menunjukkan kehinaan diri. Takbir mengekspresikan kepasrahan dan pujian. Membaca Alquran menunjukkan penyerahan jiwa.

Rukuk berfungsi untuk ketundukan. Sujud menunjukkan kekhusyuan. Duduk menunjukkan hasrat. Tasyahud mengekspresikan kemanjaan kepada Allah. Semua gerakan itu akan membuat Allah melihat hambanya dengan penuh rahmat, kasih sayang, penerimaan, kemuliaan, dan kedekatan.

Secara umum, Syekh Nawawi menjelas kan, ibadah seperti shalat diibaratkan pohon yang diharapkan buahnya. Syarat sahnya seperti akar. Rukunnya seperti pang kal cabang. Sunnah ab'adhnya seperti cabang pokok. Sunnah haiatnya seper ti dahan atau dedaunan. Ikhlas adalah buahnya.

Kitab ini merupakan syarah (pelengkap atau penjelas) kitab Safinatus Shalah kar ya Syekh Abdullah bin Umar bin Yahya al-Hadhrami. Kitab yang menjadi rujukan Syekh Nawawi itu membahas tentang nama-nama Allah yang terbagi menjadi empat: nama-nama zat Allah, nama-nama sifat Allah, nama-nama yang menyucikan Allah, dan nama-nama perbuatan-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement