Selasa 06 Mar 2018 15:35 WIB

Menpar Pimpin Delegasi Indonesia ke ITB Berlin

Paviliun Indonesia mengusung sejumlah tema pariwisata Indonesia.

Menpar Arief Yahya pada saat preskon VITO di Hotel Atlet Century, Senayan
Foto: ROL/Winda Destiana
Menpar Arief Yahya pada saat preskon VITO di Hotel Atlet Century, Senayan

REPUBLIKA.CO.ID,  London -- Menteri Pariwisata Arief Yahya memimpin delegasi Indonesia ke Pameran pariwisata terbesar di dunia "Internationale Tourismus Borse" (ITB) Berlin. Ia datang dengan membawa sekitar 169 pelaku industri pariwisata di gedung Messe Berlin, 7-11 Maret.

"Dalam pameran terbesar setelah WTM London, Indonesia mengusung tema 'Maritim, Keanekaragaman Bali dan Budaya' dengan menampilkan kapal Phinisi dan Arsitektur Tadisional Bali berupa Bale Kulkul, Gapura Candi Bentar," kata Deputi Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, Selasa (6/3).

Nia mengatakan delegasi Indonesia yang terdiri atas industri pariwisata termasuk 130 agen perjalanan, hotel, resort dan enam kantor pariwisata pemerintah daerah serta maskapai nasional, Garuda Indonesia. Mereka mempromosikan berbagai obyek wisata termasuk rute penerbangan dan siap bertemu dengan pemangku kepentingan selama ITB .

"Kegiatan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia karena acara B2B pariwisata terbesar di dunia," ujar Nia Niscaya.

Menurut Nia Niscaya, paviliun Indonesia mengusung sejumlah tema pariwisata Indonesia yang diintegrasikan ke dalam desain paviliun Indonesia ITB 2018. Lingkungan maritim masih menjadi pilihan bagi Indonesia karena sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau sepanjang garis khatulistiwa tropis.

Dikatakannya maritim menjadi pusat identitas nasional selama berabad-abad bersama dengan keragaman budaya, paviliun Indonesia menampilkan berbagai atraksi dan budaya dan kesenian Indonesia. Paviliun Wonderful Indonesia akan menampilkan esensi "Wonderful Indonesia" dengan hiasan khas Phinisi, kapal kayu tradisional dari Sulawesi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement