Rabu 07 Mar 2018 22:20 WIB

Warga Palestina akan Demonstrasi di Perbatasan Israel

Demonstrasi akan dilakukan selama enam pekan

Rep: Marniati/ Red: Esthi Maharani
Pengunjuk rasa melambaikan bendera Palestina saat terjadi bentrokan di dekat perbatasan dengan Israel di timur Kota Gaza, Jumat (15/12). Demonstran memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pengunjuk rasa melambaikan bendera Palestina saat terjadi bentrokan di dekat perbatasan dengan Israel di timur Kota Gaza, Jumat (15/12). Demonstran memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

REPUBLIKA.CO.ID,  GAZA -- Warga Palestina di Jalur Gaza merencanakan sebuah demonstrasi selama enam pekan di dekat kota perbatasan Israel. Mereka akan menginap dengan mendirikan tenda. Menurut panitia penyelenggara, demonstrasi ini untuk menuntut agar pengungsi Palestina diizinkan kembali ke kampung halaman mereka di Israel.

Juru bicara Komite Koordinator, Ahmed Abu Ayesh mengatakan rencana tersebut ditujukan untuk ribuan orang, termasuk seluruh keluarga, untuk tinggal di tenda yang didirikan di tempat yang paling dekat dan aman dari perbatasan. Menurutnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa, akan diberi tahu tentang demonstrasi tersebut.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh komite tersebut mendesak warga Palestina di Gaza untuk ambil bagian dalam proyek nasional yang mendukung perlawanan damai sebagai cara baru untuk memenangkan hak-hak Palestina yakni mengembalikan pengungsi ke kampung halaman mereka di Israel.

Demonstrasi ini akan dimulai pada 30 Maret mendatang dan berakhir pada 15 Mei. Ini menandai perpindahan ratusan ribu orang Palestina dalam konflik saat pembentukan Israel pada 1948.

Penyelenggara mengatakan demonstrasi tersebut didukung oleh beberapa faksi Palestina, termasuk kelompok Hamas. Faksi-faksi tidak harus memiliki kehadiran formal di tempat berlangsungnya demonstrasi.

Di kota Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, seorang wartawan Palestina memulai demonstrasi tersebut, mendirikan dua tenda sekitar 450 meter dari pagar perbatasan, untuk mempromosikan demonstrasi yang direncanakan tersebut.

"Saya mengagumi idenya. Saya memprediksi bahwa pasukan Israel akan bingung bagaimana menangani demonstrasi tersebut," kata Muthana an-Najar.

Demonstrasi ini dapat menimbulkan dilema bagi militer Israel yang memberlakukan zona "berbahaya" bagi orang-orang Palestina di darat yang berdekatan dengan pagar perbatasan Israel.

Tentara Israel sering dihadapkan oleh demonstrasi Palestina yang sering terjadi di sepanjang perbatasan Gaza. Militer telah menggunakan gas air mata, peluru karet dan amunisi langsung terhadap demonstran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement