REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan arena pacuan kuda Equestrian yang akan digunakan untuk Asian Games 2018 sudah mencapai 95 persen. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan saat ini, pihak kontraktor sedang menunggu pasir yang diimpor dari Jerman tiba ke Jakarta.
"Tinggal nunggu pasirnya ya, Pak Rafiq? Pasir aja musti diimpor. Bayangin. Bukan hanya bahan pangan yang kita impor, pasir juga kita impor di sini," kata Sandiaga di Jakarta International Equestrian Park (JIEP), Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (10/3).
Presiden Direktur PT Pulo Mas Jaya Development Bambang Mursalin mengatakan hampir semua bangunan telah selesai. Saat ini pihaknya masih perlu merapikan bagian-bagian kecil yang harus difinalisasi.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan lapangan pasir sebagai tempat kuda berlari. Pasir yang digunakan adalah pasir lokal dari Sumatra dengan campuran pasir impor dari Jerman. Pasir itu akan diletakkan di atas lapangan utama yang saat ini masih berlantaikan aspal. "Namanya (pasir) dexile, itu campuran untuk kudanya lompat-lompat itu," kata dia.
Konsultan Teknis Pembangunan Equestrian Rafiq Hakim Radian mengatakan, awalnya konsultan asing meminta agar hanya digunakan pasir impor. Permintaan itu ditolak, sehingga kontraktor menggunakan pasir lokal dari PT Sibelco dari Bangka Belitung.
"Kita premixnya baru impor karena premixnya internasional," kata Rafiq.
Pencampuran itu dilakukan untuk menjaga kelembaban air dan kepekatan pasir. Dengan pasir campuran itu, kuda yang beratnya sekitar 700 kilogram dan kecepatan 400 kilometer per jam tidak meninggalkan jejak berlubang pada pasir. Sandiaga menambahkan, proses pencampuran pasir akan selesai dalam hitungan pekan.