REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Sepanjang bulan Februari hingga Maret ini, sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang tengah memasuki masa panen raya buah durian. Sehingga produksi buah durian lokal ini sangat melimpah.
Para penjual buah durian pun bakal mudah ditemui di sejumlah kecamatan yang menjadi sentra buah ini. Antara lain Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Jambu dan Kecamatan Tuntang.
Kendati melimpah, buah durian lokal yang berkualitas belum banyak dikenal luas. Karena cara-cara pemasaran yang hanya dijual di pinggir-pinggir jalan utama, di masing- masing sentra penghasil durian.
Sementara kiat-kiat untuk lebih memberdayakan potensi buah durian lokal berkualitas ini menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi lebih, belum banyak dilakukan. "Padahal potensinya cukup besar, tiap sentra penghasil buah durian memiliki durian lokal berkualitas," ungkap Ketua Panitia Bazar Durian Tuntang, Haryo, Ahad (11/3).
Bazar buah durian Tuntang pun digelar untuk memperkenalkan buah buah durian lokal berkualitas, khususnya dari Kecamatan Tuntang, kepada masyarakat luas. Ia menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya mengangkat buah durian dari sejumlah desa di Kecamatan Tuntang. Karena ia melihat di Kabupaten Semarang, tak terkecuali Kecamatan Tuntang potensinya cukup besar.
Selain buah durian, pada bazar kali ini juga digelar berbagai macam olahan makanan berbahan dasar buah durian. Semuanya merupakan produk masyarakat setempat.
Kendati baru kali pertama digelar, animo masyarakat cukup besar. Terbukti selama dua hari digelar Sabtu (10/3) dan Ahad ini banyak dikunjungi oleh masyarakat. "Bahkan ada penjual durian dari luar Kecamatan Tuntang yang juga ikut berpartisipasi, karena kami tidak bisa menolak," katanya.
Dari kegiatan ini, lanjutnya, panitia akan melihat sejauh mana potensi yang bisa dikembangkan melalui kegiatan bazar buah durian di masa mendatang. Sehingga mampu mendukung perekonomian masyarakat, kepariwisataan, serta pengembangan budidaya buah durian di Kabupaten Semarang.
"Karena inilah yang bisa kami (swasta) lakukan dalam mendukung pemberdayaan potensi unggulan di Kabupaten Semarang ini," tambah Haryo.
Kepala Desa (kades) Delik, Marsono, mengatakan selama ini potensi dari Desa Delik, Kecamatan tuntang adalah buah durian. "Hampir 50 persen lahan milik warga di wilayah desa ini ditanami dengan pohon durian lokal. Secara kualitas, buah durian lokal di Desa Delik ini tidak kalah dengan buah durian lokal dari daerah lain."
Bahkan untuk jenis durian Sukun asal Desa Delik lebih bagus kualitasnya. Meski fisik buahnya tidak terlalu besar, namun daging buahnya berwarna kuning dan menarik. "Keunikannya biji buahnya kepet (kempet, red) semua, daging buahnya legit dan rasanya manis serta ada sedikit rasa pahit," jelasnya.
Komoditas durian ini belum banyak dikenal masyarakat luas. Karena pemasarannya hanya dijual di pinggir-pinggir jalan, pada saat musim panen raya buah durian, pada bulan Februari-Maret.
Pemerintah Desa Delik kini tengah berupaya memperkenalkan buah durian Desa Delik melalui media sosial (medsos). Terutama untuk buah durian yangberkualitas, seperti durian Sukun.
Selain itu, Pemerintah Desa Delik juga tengah mendorong warganya mengembangkan keterampilan mengolah berbagai macam olahan makanan berbahan dasar buah durian untuk diproduksi sebagai buah tangan. Seperti membuat kolak durian, dodol durian, nugget durian dan masih banyak varian lainnya.
Suasana pembeli dan penjual di Bazar Durian Tuntang 2018, yang digelar di depan Stasiun Tuntang, Kabupaten Semarang, Ahad (11/3).