Senin 12 Mar 2018 15:20 WIB

Potensi Koalisi Demokrat-Jokowi, Ini Respons DPP Golkar

Golkar berharap Dukungan Demokrat demi memperkuat pemerintahan Jokowi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) disaksikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) disaksikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Ace Hasan Syadzily berharap dukungan partai kepada Joko Widodo (Jokowi) murni untuk memperkuat pemerintahan, bukan semata-mata hanya untuk politik praktis. Itu berkaitan isyarat bergabungnya Partai Demokrat dalam koalisi partai pendukung Jokowi.

"Kami berharap bahwa dukungan tersebut murni semata mata sebagai upaya kita memperkuat pemerintahan karena salah satu tujuan Partai Golkar mendukung Pak Jokowi agar pembangunan ke depan bisa efektif," ujar Ace di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (12/3).

Ia pun menilai, terkait kepentingan politik praktis sebaiknya diserahkan sepenuhnya kepada Jokowi. Ia pun meyakini Presiden Jokowi akan objektif terkait hal tersebut.

Baca: DPP PDIP Sambut Baik Sinyal Demokrat Gabung Koalisi Jokowi.

"Sehingga soal tawaran tawaran atau usulan jabatan jabatan politik sebaiknya menurut PG itu diserahkan sepenuhnya pada Jokowi. Saya yakin pak Jokowi akan lebih objektif untuk menilai mana partai partai yg selama ini bekerja keras berjuang untuk Pak Jokowi," ujar Ace

Sementara, Ace juga menilai lumrah terkait adanya dorongan untuk memajukan sosok Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon pendamping Jokowi jika nantinya Demokrat betul-betul bergabung dengan koalisi Jokowi. Namun kata dia, Jokowi tentu akan mempertimbangkan kapasitas, kapabilitas, serta pengalaman cawapresnya.

"Ya itu sah-sah saja. Tapi kan saya kira pak Jokowi akan mempertimbangkan bukan hanya soal kapasitas, kemampuan tapi juga menurut saya harus dipertimbangkan aspek pengalaman," ujarnya.

Menurutnya, sosok cawapres harus bercermin dengan sosok wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjadi pendamping Jokowi yang menurutnya kaya akan pengalaman.

"Saya tidak mengatakan demikian (AHY belum berpengalaman) tapi Golkar berpikir bahwa yang mendampingi Pak jokowi seperti Pak JK yang sudah berpengalaman menjadi wapres dan menteri itu, memiliki nilai tambah buat pak jokowi sendiri di 2019," kata Ace.

Dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat kemarin, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo saling memberikan sinyal untuk Pilpres 2019. SBY dalam sambutannya juga membuka dua kemungkinan yakni mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri atau bergabung dengan koalisi partai Pemerintah bersama Joko Widodo.

"Pak Presiden, jika Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa menakdirkan, sangat bisa Partai Demokrat berjuang bersama bapak," ujar SBY di pembukaan Rapimnas Partai Demokrat di Sentul International Convention Center, Bogor pada Sabtu (10/3).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement