REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awalnya sebuah masjid akan dibangun pada 1962 dengan bantuan dari Malaysia sebesar 33 ribu dolar AS. Namun, karena inflasi bantuan tersebut batal dikucurkan.
Baru pada 1976, Masjid Pusat Seoul dibangun di Itaewon, Seoul. Setiap Jumat kurang lebih seribu jamaah memenuhi masjid ini. Masjid ini terletak di sebuah jalan yang dikenal dengan Jalan Islam. Jalan ini terbentang sepanjang 200 meter.
Selain masjid di Itaewon juga berdiri masjid di Busan, Anyang, Gyeonggo, Gwangju, Jeonju, Daegu dan Kaesong. Di seluruh Korea baru ada sekitar 40 ruang shalat, termasuk masjid dan mushala.
Di jalan ini banyak tinggal penduduk Muslim. Mereka membangun rumah dan menggunakannya sebagai toko. Banyak toko yang menggunakan plang bertuliskan huruf Arab.
Selain toko suvenir mereka juga menjual makanan halal untuk umat Muslim baik warga Korea maupun wisatawan. Sejak 1993, Pemerintah Korea membuka lowongan pekerjaan dari luar negeri, tidak terkecuali Muslim dari Asia.
Sejak saat itu, restoran toko dan agen travel dibangun untuk melayani konsumen Muslim. Tak ayal, penduduk Muslim di Korea pun semakin berkembang.
Saat ini terdapat 130 restoran halal yang tersebar di Seoul dan yang terbanyak berada di Itaewon. Namun, baru 13 restoran dan tujuh di antaranya berada di Itaewon yang mendapatkan sertifikasi halal dari federasi Muslim Korea.
Yayasan Muslim Korea juga telah membangun sekolah dasar Islam pertama Arab Saudi Pangeran Sultan bin Abdul Aziz pada Maret 2009 untuk membantu umat Islam belajar agama. Sebelum membangun sekolah dasar, mereka telah membangun Sekolah Sultan bin Abdul Aziz yang digunakan sejak 1990.