Sabtu 17 Mar 2018 05:15 WIB

Islam Moderat di Mata TGB

Islam harus menjadi solusi atas persoalan di tengah masyarakat.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Didi Purwadi
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengisi kajian shubuh bertajuk Wasatiyah dan Fenomena dan Dakwah Islamiyah di Indonesia di di Masjid Istiqamah, Bandung, Jumat (16/3).
Foto: dok. Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengisi kajian shubuh bertajuk Wasatiyah dan Fenomena dan Dakwah Islamiyah di Indonesia di di Masjid Istiqamah, Bandung, Jumat (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), mengisi kajian shubuh bertajuk "Wasatiyah dan Fenomena Dakwah Islamiyah di Indonesia". Dalam acara yang digelar di Masjid Istiqamah, Bandung, Jawa Barat (Jabar) tersebut, TGB menjelaskan ciri-ciri wasatiyah atau Islam moderat.

Dalam pandangan TGB, Islam moderat harus mampu menghadirkan atau membumikan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat luas. Islam harus menjadi solusi atas persoalan-persoalan yang muncul di tengah masyarakat.

TGB menilai banyak tantangan umat di zaman sekarang yang perlu mendapat perhatian khusus untuk dicarikan solusi bersama-sama. Banyak agenda keumatan terkait berbagai persoalan moralitas hingga ketidakadilan.

''Apa-apa yang menjadi agenda umat, dari situ kita menghadirkan solusi. Pahami betul prioritas kita, apa yang berkembang di tengah masyarakat,'' katanya, Jumat (16/3).

''Ada tantangan bagaimana narkoba bisa masuk dalam sangat masif,'' kata TGB. ''Jangan kita isi mimbar masjid hanya ceramah tentang surga dan neraka, rukun Islam dan iman, isilah mimbar kita pada tuntunan Islam akan hal-hal (persoalan umat) tersebut.''

Meski demikian, TGB menegaskan wasatiyah atau Islam moderat merupakan Islam yang berada di tengah-tengah. Islam yang tidak berlebih-lebihan dan tidak meninggalkan apa yang menjadi kewajiban.

Wasatiyah juga membutuhkan peran-peran dakwah yang berkesinambungan dan membutuhkan kesabaran. "Dakwah itu stamina jangka panjang. Dakwah itu bukan instan, dakwah itu bicara soal perubahan sistematis," kata TGB.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement