REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Sebagian pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengaku sulit memasarkan produk mereka di pasar-pasar modern seperti minimarket. Saat ini memang sudah ada imbauan agar minimarket membuka ruang untuk produk lokal. Namun, sejauh ini faktanya pelaku UMKM kesulitan menembus pasar modern.
Salah seorang pelaku UMKM di bidang kuliner asal Kabupaten Bandung, Linda Ivone Matuputty, mengungkapkanm kebijakan di minimarket terhadap produk-produk lokal buatan UMKM memberatkan para pelaku usaha. Dia mengatakan, pelaku usaha memasok barang setiap hari. Namun, untuk pembayaran bisa per dua bulan. "Pembayaran per dua bulan itu memberatkan pelaku UMKM. Apalagi kan, UMKM terbatas dari segi modal," ujarnya kepada Republika.co.id saat ditemui di Braga, Kota Bandung, Ahad (18/3).
Ia menuturkan, banyak UMKM yang ingin masuk ke pasar-pasar modern. Namun, mereka meminta agar pihak minimarket bisa melakukan pembayaran langsung dan tidak per dua bulan.
Dia mengatakan, keinginan pemerintah yang mengungkapkan akan merangkul UMKM agar bisa masuk ke minimarket hanya membuat pelaku usaha menjadi meradang. Sebab, faktanya produk mereka sulit masuk ke pasar modern.
Dia berharap pemerintah bisa mengambil kebijakan yang mendorong produk UMKM bisa masuk ke minimarket. Sebab, hal ituah yang diinginkan oleh pelaku usaha lokal UMKM.