REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahkan, dalam Alquran pun banyak sekali disebutkan dalil-dalil tentang pentingnya sebuah keindahan. Misalnya, surah Al-A'raf ayat 26. ''Hai, anak Adam, sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.''
Lalu, pada ayat ke-31 surah Al-A'raf dijelaskan, ''Hai, anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan.'' Ayat-ayat ini menunjukkan pentingnya arti sebuah keindahan.
Alquran merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW dan umat Islam yang terbesar yang diturunkan bagi umat manusia. Ayat-ayat yang dikandungnya menjadi sumber inspirasi bagi manusia dalam menyelami makna kehidupan.
Alquran adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan, seperti ilmu akhlak, akidah (teologi), filsafat, astronomi, teknologi, geologi, kedokteran, peternakan, perkebunan, kimia, fisika, dan lain sebaginya.
Para ulama, sastrawan, teknokrat, dan lainnya mengakui bahwa Alquran memang luar biasa dan indah. Keindahan Alquran itu tak hanya terletak pada isi dan kandungannya atau pada seni membaca, namun juga pada seni tulisnya yang dikenal dengan nama khatt atau kaligrafi.
Banyak sekali perintah Alquran kepada umat Islam untuk menulis dan membaca. Misalnya, surah Al-'Alaq (1-5) tentang perintah membaca dan menulis. Kemudian, surah Alkahfi ayat 109, ''Katakanlah, 'Sekiranya lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sesungguhnya habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)'.''
Ini menunjukkan bahwa Alquran memiliki perhatian mendalam terhadap budaya membaca dan menulis. Selain itu, ayat ini juga merupakan 'tantangan' bagi umat manusia untuk senantiasa menggali ilmu-ilmu Allah, yang salah satunya dari tulisan.
Faktanya, tulisan-tulisan Alquran ini telah mengilhami banyak orang hingga memunculkan para ahli dalam menulis huruf Arab dan Alquran dengan indah. Sebut saja di antaranya Ibnu Muqlah. Adapun tokoh-tokoh kaligrafi kenamaan pada masa itu antara lain adalah Yahya al-Jamali (Ilkhanid), Umar Aqta (Timurid), Mir Ali Tabrizi Imaduddin al-Husaini (Safawid), serta Muhammad bin al-Wahid (Mamluk). Sementara itu, tokoh-tokoh kaligrafi kenamaan yang hidup semasa Turki Usmani hingga Turki modern adalah Hamdullah al-Amaasi, Ahmad Qarahisari, Hafiz Usman, Abdullah Zuhdi, Hami al-Amidi, dan Hasyim Muhammad al-Bagdadi. Lalu, salah satu tokoh kaligrafi di Indonesia adalah Sirojuddin AR.
Dari mereka inilah, umat Islam banyak mengenal ragam jenis kaligrafi, seperti Farisi, Kufi, Tsuluts, Diwani, Diwani Jali, Riq'ah, Naskh, dan lain sebagainya. Ragam jenis dan corak tulisan kaligrafi ini dipengaruhi oleh budaya lokal saat penyebaran Islam. Misalnya, kaligrafi Farisi (Persia), Kufi (Kufah), dan lainnya.
Selain itu, akibat pengaruh budaya lokal, seni tulis indah Alquran ini justru makin berkembang. Tulisan-tulisan indah dalam bahasa Arab tak hanya terdapat pada Alquran semata atau kitab hadis Nabi SAW, tetapi juga terus menyebar hingga diterapkan pada sebuah bangunan, seperti masjid, perpustakaan, mushala, dan lain sebagainya.
Karena itu, banyak bangunan (terutama masjid) yang sebagian besar dihiasi dengan tulisan-tulisan kaligragfi yang indah di atas mimbar atau di dekat mihrab imam. Begitu juga pada pintu dan gapura masjid.