REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadis (MHQH) tingkat ASEAN-Pasifik 2018 menempatkan Muhammad Abdul Faqih sebagai juara I pada kategori hafalan 30 juz. Pemuda asal Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ini mengaku tidak menyangka dirinya akan meraih juara I.
“Alhamdulillah, saya tidak menyangka dapat juara I pada perlombaan MHQH ini,” kata Faqih usai menerima piagam penghargaan yang diserahkan Pangeran Khalid bin Sultan bin Abdul Aziz bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di Jakarta, Kamis (22/3) malam.
Anak ketiga dari enam bersaudara pasangan Muhamad Rifai dan Sri Purwanti ini berbagi cerita bahwa dirinya sudah menghafal Alquran sejak umur 8 tahun. Pada umur 11 tahun, Muhammad Abdul Faqih sudah menghafal Alquran 30 Juz.
“Saya menghahafal Alquran sejak umur 8 tahun dan sudah hafal 30 juz pada umur 11 tahun,” kata santri Ponpes Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta ini.
Abdul Faqih juga bercerita bahwa sejak tamat Sekolah Dasar (SD) dirinya langsung melanjutkan studi ke Madrasah Tsanawiyah hingga Madrasah Aliyah di Ponpes Al Falah Ploso Kediri Jawa Timur. Sejak 2014 hingga sekarang, dia sedang belajar di Ma’had Aly Ponpes Krapyak Jogjakarta mengambil jurusan Tafsir Hadis.
Torehan prestasi Alhafidz Muhammad Abdul Faqih ini sudah diukirnya sejak 2015. Saat itu, Faqih mewakili KabupatenSemarang untuk mengikuti seleksi di tingkat Provinsi Jawa Tengah dan kembali menjadi juara I. Keberhasilan ini membawanya mewakili Jawa Tengah pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXVI tingkat nasional di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juli 2016 dan berhasil merebut juara II.
Pada tahun 2017 lalu, Faqih juga mewakili Kota Semarang pada ajang Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) tingkat Internasional di Masjidil Haram yang digelar di kompleks Baitullah, Arab Saudi. Dia berhasil meraih juara III. Juara I diraih hafiz asal Bangladesh, sedang juara II diraih hafiz dari Nigeria.
Ia mengatakan, perjalanannya menuju Masjidil Haram dimulai dari seleksi di tingkat Kabupaten Semarang. Pengumuman seleksi tersebut disampaikan kepada publik, termasuk di pondok pesantren Roudhotul-Huffadz yang diasuh ayahnya sejak tahun 2015 lalu.