Ahad 25 Mar 2018 12:20 WIB

Warga Tionghoa Lakukan Ceng Beng di Tangerang

Ceng Beng merupakan tradisi ziarah kubur warga Tionghoa.

Kuburan Cina.
Foto: Wikimedia
Kuburan Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ratusan warga keturunan Tionghoa mulai memadati makam Tanah Cepek di Tangerang, Banten, pada hari ini, Ahad (25/3). Mereka melakukan ziarah kubur Ceng Beng guna mendoakan serta memberikan sesajen bagi arwah leluhur mereka.

Dilansir Antara, sejak Ahad (25/3) dini hari warga keturunan Tionghoa tak henti-hentinya mendatangi pemakaman khusus yang dikenal dengan sebutan kuburan Cina itu. Akibatnya antrean panjang kendaraan bermotor pun mengurai panjang sejak pintu masuk makam, hingga kesulitan mendapatkan parkir.

Jalan yang sempit dan tepi jalan dijadikan tempat parkir menjadikan pengendara garus pelan-pelan menjalankan mobil. Saat tiba di kuburan, warga Tionghoa mempersiapkan sejumlah sesajen, hio dan lilin merah untuk dibakar, kemudian membakar kertas yang digambarkan sebagai uang, menyiapkan jajanan, buah-buahan, sayuran, serta air mineral.

"Makanan dan minuman yang disajikan biasanya disenangi leluhur saat masih hidup," kata Lily, seorang warga keturunan Tionghoa yang ziarah kubur ke makam ayahnya.

Ia mengaku hanya sekali setahun mendatangi kuburan orang tuanya pada saat Ceng Beng ini. Kedatangan ke makam ayahnya selain ingin ziarah dan mendoakan, juga ingin berbagi rezeki dengan warga yang mengurus makam orang tua selain kepada warga sekitar yang selalu berharap mendapat rezeki.

Seorang penjaga pemakaman Salim mengatakan, sejak beberapa hari ini warga keturunan Tionghoa yang ziarah kubur terus berdatangan dari pagi, siang sampai sore hari.

Dia mengaku ceng beng adalaah momen yang pas untuk meraih rejeki dari peziarah, mengingat bagi warga Tionghoa dipercaya jika membagi rejeki usai ziarah maka rejeki akan lancar. "Sudah beberapa hari kuburan ini dipenuhi warga untuk ziarah dan banyak yang memanen rezeki saat ini," katanya.

Pada hari kerja Senin-Jumat, katanya, warga yang ziarah juga ada tapi tidak sebanyak pada Sabtu dan Minggu. Menurut Tradisi Tionghoa, setiap 5 April adalah hari Ceng Beng yang dalam bahasa Mandarin berarti terang dan cerah.

Pada saat itu warga Tionghoa beramai-ramai pergi ke pemakaman orang tua, leluhur untuk melakukan upacara penghormatan. Upacara penghormatan dilakukan melalui berbagai jenis, misalnya saja dengan membersihkan kuburan, menebarkan sampai membakar kertas yang sering dikenal gincua atau kertas perak.

Warga Tionghoa percaya Ceng Beng merupakan hari baik karena cuaca cerah dan bagus serta arwah turun ke bumi. Bahkan bila ada warga Tionghoa yang tinggal jauh dari kuburan dan sudah merantau, mereka akan berusaha untuk pulang kampung halaman, khususnya demi melakukan upacara penghormatan kepada para leluhur.

Masyarakat biasanya menyebut pemakaman Cina ini dengan kata Bong.Merujuk pada kata Bong yang artinya makam, dan kata Bong Pay yang artinya nisan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement