Selasa 27 Mar 2018 10:41 WIB

Wika Gedung Targetkan Kontrak 2018 Rp 16,59 Triliun

Komposisi perolehan kontrak baru 2018 direncanakan dari beberapa pihak.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Dirut PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), Nariman Prasetyo (keempat kiri) bersama jajaran komisaris dan direksi berfoto bersama usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, di Jakarta, Senin (26/3). PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk membagi deviden sebesar Rp56,570,520,000 dari laba bersih per Juli-Desember 2017 sebesar Rp188,476,460,799
Foto: Audy Alwi/Antara
Dirut PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), Nariman Prasetyo (keempat kiri) bersama jajaran komisaris dan direksi berfoto bersama usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, di Jakarta, Senin (26/3). PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk membagi deviden sebesar Rp56,570,520,000 dari laba bersih per Juli-Desember 2017 sebesar Rp188,476,460,799

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (Wika Gedung) Tbk Nariman Prasetyo mengatakan pihaknya menargetkan ada kenaikan kontrak yang didapatkan pada tahun ini. Dia menargetkan Wika Gedung pada 2018 memperoleh kontrak sebesar Rp 16,59 triliun. "Target Rp 16,59 triliun ini naik sebesar 28,2 persen ya dari realisasi 2017," kata Nariman usai melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kemarin (26/3).

Total kontrak yang akan dihadapi tersebut, menurutnya terdiri atas target kontrak baru 2018 sebesar Rp 7,83 triliun. Begitu juga dengan carry over tahun lalu sebesar Rp 8,76 triliun.

Dia mengatakan komposisi perolehan kontrak baru 2018 direncanakan dari beberapa pihak. "Dari pemerintah 30 persen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 30 persen, dan swasta 40 persen," tutur Nariman.

Sementara itu, untuk penjualan proyek kerja sama operasi (KSO), Wika Gedung menargetkan Rp 5,56 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan 38,1 persen dari target 2017 sebesar Rp 4,03 triliun dengan target laba bersih 2018 Rp 425,7 miliar.

Nariman memastikan, untuk mencapai target tersebut, Wika Gedung sudah menyiapkan modalnya. "Untuk pengembangan bisnis 2018, kami menggelontorkan belanja modal sebesar Rp 667 miliar," jelas Nariman.

Direktur Independen Wika Gedung Abiprayadi Riyanto menambahkan saat ini cash flow Wika Gedung per 31 Desember 2017 bisa membukukan arus kas dari aktivitas operasi mencapai Rp 636,5 miliar. Nilai tersebut didapatkan dari pencairan piutang serta pembayaran uang muka dari pelanggan.

Untuk itu, Abiprayadi menilai kondisi keuangan tersebut memperlihatkan fundamental Wika Gedung sehat dan tumbuh. "Arus kas positif menujukan operasi perusahaan dapat menghasilkan kas cukup untuk membayar dividen dan investasi baru," tutur Abiprayadi.

RUPST Wika Gedung menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 56,6 miliar atau setara 30 persen dari laba bersih 2017. Lalu nilai dividen yang akan diterima pemegang saham menjadi Rp 5,91 per lembar saham. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement