REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengeluhkan pandangan orang terhadap dirinya yang kerap dianggap memiliki bakat diktator. Selama empat tiga kali keikutsertaannya di Pemilihan Presiden (Pilpres), mantan komandan jenderal Kopassus tersebut masih sering dianggap tidak demokratis.
"Dulu saya dituduh mau kudeta. Terus terang aja dalam hati, nyesel juga gue nggak kudeta dulu," kelakar Prabowo diikuti tawa tamu undangan yang hadir di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Ahad (1/4).
Mantan menantu presiden Soeharto tersebut melanjutkan, tuduhan tersebut dianggap tidak tepat. Bahkan menurutnya dirinya berhasil membuktikan dirinya kepada demokrasi dan undang-undang dasar 1945.
Sosok Prabowo memang selalu dinilai kontroversial. Dirinya selalu dianggap sebagai dalang kerusuhan Mei 1998 yang menewaskan mahasiswa Trisakti. Bahkan pada saat Prabowo menjenguk ibu korban Tragedi 1998, almarhum Elang Mulia Lesmana, Hira Tety Yoga, ia dianggap berupaya menghapus masa lalu dirinya yang sering dikaitkan dengan peristiwa Tragedi Trisakti.
"Tidak ada urusannya dengan masalah Trisakti. Itu orang lain yang melakukan penembakan terhadap mahasiswa. Itu jelas 20 tahun lalu," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, 26 Februari lalu.