Kamis 05 Apr 2018 00:17 WIB

Atasi Kemacetan, Angkutan Umum Kota Malang Perlu Diperbarui

Malang harus terapkan sistem angkutan umum modern

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Kota Malang Di Malam Hari
Foto: indonesia.travel
Kota Malang Di Malam Hari

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kemacetan masih menjadi masalah yang terus menerus diupayakan untuk mendapatkan jalan keluarnya. Apalagi Kota Malang sempat masuk sebagai kota termacet ketiga di Indonesia berdasarkan survei Intrix.

Melihat hal ini, Pakar Transportasi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Agus Dwi Wicaksono menilai, Pemerintah Kota (Pemkot) sudah seharusnya mencari solusi yang berintegrasi dan berkelanjutan. "Kita harus terapkan sistem angkutan umum modern," ujar Agus di Hotel Atria Kota Malang, Rabu (4/4).

Seperti diketahui, hingga saat ini angkutan umum di Kota Malang masih terus beroperasi meski digempur kendaraan pribadi maupun taksi dalam jaringan (daring). Menurut Agus, konsep angkutan umum yang ditawarkan di Kota Malang lebih ke nuansa desa. Dengan kata lain, angkutan umum sudah seharusnya memperbarui diri dengan konsep kekinian.

Saat membahas ini, Agus tak menampik, terbesit untuk menerapkan monorel di Kota Malang sebagai solusi jangka panjang. Meski terbilang mahal, Agus menilai, kemungkinan subsidi bisa saja hadir di Kota Malang. "Karena kalau kita fokus ke angkutan umum saja, 20 tahun ke depan kita akan mandek begitu saja. Kota lain sudah punya transportasi massa yang banyak lho," jelasnya.

Dengan menerapkan sistem ini, pro dan kontra tentu saja akan hadir dalam menanggapi konsep ini. Sebab, kata dia, sistem transportasi yang baru memang harus segera diterapkan di Kota Malang.

Namun hal yang paling penting, dia melanjutkan, cara tersebut diharapkan menjadi solusi mengubah kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum yang lebih nyaman. "Dan itu diperlukan konsistensi untuk melakukan itu," jelasnya.

Mengenai monorel, Pjs Walikota Malang, Wahid Wahyudi mengaku, ini sering menjadi usulan banyak pihak. Transportasi ini sangat membantu karena dapat dibangun di pemukiman, kampus dan sebagainya. Namun sayangnya, penerapan transportasi ini harus melihat kondisi investasi di Kota Malang terlebih dahulu.

"Itu harus direncanakan dan perlu ditawarkan kepada investor. Dan sampai saat ini belum ada perkembangan matang," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement