Kamis 05 Apr 2018 08:50 WIB

Mark Zuckenberg akan Bersaksi di Kongres AS Pekan Depan

Saham Facebook jatuh 18 persen sejak pengungkapan penyalahgunaan data.

Konsultan politik Cambridge Analytica terlibat dalam kasus bocornya data 50 juta pengguna Facebook.
Foto: BBC
Konsultan politik Cambridge Analytica terlibat dalam kasus bocornya data 50 juta pengguna Facebook.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota parlemen Amerika Serikat menyatakan pemimpin perusahaan Facebook Inc Mark Zuckerberg akan memberikan kesaksian pekan depan di komite kongres menyangkut penyalahgunaan data konsumen oleh sebuah perusahaan konsultan politik untuk mencampuri pemilihan presiden AS

Zuckerberg akan tampil di Komite Energi dan Perdagangan DPR AS pada 11 April. "Acara dengar-pendapat ini akan menjadi kesempatan penting untuk mengungkap masalah kerahasiaan data konsumen yang sangat penting dan membantu seluruh rakyat Amerika untuk memahami apa yang terjadi dengan informasi pribadi mereka dalam jaringan," kata ketua panel kubu Republik Greg Walden serta pemimpin dari Demokrat Frank Pallone dalam pernyataan Rabu (4/4) waktu setempat.

Facebook telah dihujani kritik dalam beberapa pekan belakangan setelah perusahaan itu mengungkapkan bahwa perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica, yang bekerja untuk kampanye presiden Donald Trump, bisa menembus data pribadi 50 juta pengguna Facebook. 

Facebook mengatakan pada Maret bahwa pihaknya telah menangguhkan akun-akun milik Cambridge Analytica beserta perusahaan induknya dan menyewa pengaudit forensik untuk menyelidiki apakah Cambridge Analytica masih memiliki data tersebut. 

Facebook pada saat itu juga mengatakan akan menyelidiki seluruh aplikasi yang telah mendapatkan akses ke data dalam jumlah besar sebelum perusahaan itu mengubah programnya pada 2014. 

Zuckerberg mengatakan pada Maret lalu bahwa ia akan bersaksi di depan Kongres namun ia tidak memenuhi undangan para anggota parlemen Inggris untuk menjelaskan kepada komite parlemen soal apa yang telah terjadi. Perusahaan teknologi itu telah mendapat tekanan untuk bertindak lebih, baik dalam melindungi kerahasiaan pengguna maupun dalam menghentikan "perang informasi" di programnya.

Lembaga-lembaga intelijen AS telah memperingatkan bahwa Rusia akan berupaya mencampuri pemilihan 2018 dengan menggunakan media sosial untuk menyebarkan propaganda. 

Sejak 16 Maret, ketika kabar soal Cambridge Analytica terungkap, saham Facebook jatuh sebesar hampir 18 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement