Kamis 05 Apr 2018 11:36 WIB

BMKG: Potensi Tsunami Pandeglang Bukan Prediksi, Tetapi...

Ada potensi terjadinya tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati (tengah)
Foto: RepublikaTV/Fakhtar Khairon Lubis
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa isu tsunami setinggi 57 meter yang akan terjadi di Pandeglang, Provinsi Banten, bukan prediksi. Itu merupakan hasil pemodelan penelitian saja.

"Modeling masih harus diuji lebih lanjut dengan model lain dan harus diverifikasi dengan data yang valid. Jadi, belum dapat dijadikan acuan untuk mengambil langkah mitigasi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui video konferensi di Jakarta, Kamis (5/4).

Kepala BMKG didampingi Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly yang berada di Jayapura, Provinsi Papua, mengatakan bahwa modeling berbeda dengan prediksi yang berdasarkan data serta fakta. "Maka, hasil model itu kenapa belum menjadi acuan BMKG untuk mengambil langkah-langkah seperti mengeluarkan peringatan dini," kata Dwikorita.

Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly mengatakan bahwa isu tsunami di Pandeglang itu masih merupakan hasil modeling, bukan prediksi. "Model ada banyak yang bisa digunakan, dengan memasukkan berbagai parameter bisa muncul puluhan prediksi," kata Sadly.

Dia menjelaskan bahwa para peneliti mengeluarkan model dari teori dan penelitian tahap awal. "Jadi, penelitian hanya untuk memberikan edukasi, bukan menakuti-nakuti masyarakat, serta membangun kepedulian dan kesadaran masyarakat bahwa negara kita memang rawan bencana," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto dengan tegas mengatakan  bahwa isu potensi tsunami di Pulau Jawa bagian barat adalah sebuah kajian pemodelan secara ilmiah. "Datangnya bisa saja masih lama, bisa saja juga tidak terjadi. Masyarakat tidak perlu galau dengan pemberitaan yang tidak lengkap atau sensasional," katanya.

Potensi tsunami di Jawa bagian barat yang dimaksud adalah hasil kajian akademis awal dari simulasi model komputer, menggunakan sumber tsunami dari gempa bumi di tiga titik potensi gempa bumi megathrust, Enggano, Selat Sunda, dan Jawa Barat bagian selatan.

Skenario terburuknya itu (total ada enam skenario) adalah gempa terjadi secara bersamaan di tiga titik potensi gempa, dengan skala tertinggi 9 skala Richter (SR). Skenario ini apabila dibuat simulasi permodelan, akan menimbulkan tsunami yang dahsyat.

"Tapi perlu ditekankan bahwa ini adalah pemodelan yang ditujukan untuk mencari solusi langkah mitigasi andai bencana terjadi," kata Unggul.

Hasil simulasi model komputer dari skenario terburuk ini mengindikasikan ketinggian tsunami di wilayah pantai utara Jawa bagian barat maksimum mencapai 25 meter (m), sementara di wilayah pantai barat-selatan maksimum hingga 50 m.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Yuk pilih satu aja! Yang mana ya aplikasi mobile banking syariah terbaik menurut kamu?

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement