REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla mengatakan negara-negara luar melihat Indonesia sebagai negara yang berhasil memelihara perdamaian. Banyak dari mereka yang ingin belajar tentang perdamaian di Indonesia.
Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai persoalan besar yang dihadapi masyarakat, namun dapat diselesaikan secara damai. Menurut JK, ini merupakan kelebihan yang harus selalu dijaga.
"Makanya kita harus menjadi umat wasatiyyah (moderat), pikirannya, tingkahnya dan bagaimana menjaga tingkat keagamaan tinggi yang baik," ujar JK ketika memberikan tausiyah shalat subuh berjamaah dalam rangka Milad Yayasan Pesantren Islam Al Azhar ke-66, di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Sabtu (7/4).
Islam di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, merupakan agama yang membawa nilai-nilai perdamaian. Hal ini sangat berbeda dengan negara-negara di Timur Tengah yang kini dilanda konflik berkepanjangan.
Menurutnya, perbedaan situasi tersebut karena perbedaan sejarah menyebarnya Islam. Di Indonesia, Islam dibawa para pedagang yang sekaligus seorang ulama.
Para pedagang mempunyai sikap lembut agar dagangan mereka dibeli oleh orang. Di saat bersamaan mereka juga berperan sebagai pendakwah. Sikap lembut para pembawa agama Islam ke Nusantara tersebut terbawa hingga sekarang.
Sedangkan di Timur Tengah, Islam tersebar melalui peperangah. Perbedaan akar sejarah tersebut yang membedakan Islam di Indonesia dengan di Timur Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, JK juga menyampaikan agar menjaga sikap keagamaan untuk tidak berlebihan. Meskipun terdapat perbedaan, namun JK mengajak tidak berlebihan menyikapi perbedaan tersebut.
JK yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) berpesan kepada para da'i agar berhati-hati menyampaikan tausiyah kepada masyarakat. "Jangan sampai kepercayaan masyarakat berkurang," kata JK.