REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu asosiasi pengemudi ojek daring, Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI), menganggap hanya ada satu solusi untuk memenuhi tuntutan pengojek online terkait peningkatan kesejahteraan. FKDOI meyakini satu-satunya cara yang dapat ditempuh ialah menaikan tarif.
"Yang kita tuntut tarifnya, bukan pendapatannya," kata Ketua Umum FKDOI Rahman Tohir kepada Republika.co.id, Ahad (8/4).
Rahman tidak khawatir kenaikan tarif akan membuat pengojek daring kehilangan penumpang. Dia menilai ojek daring saat ini sudah menjadi kebutuhan primer dalam jasa transportasi dan merupakan pilihan masyarakat.
Meskipun begitu, Rahman mengakui secara menyeluruh bisa saja kenaikan tarif membuat sebagian pelanggan berpindah. Akan tetapi, ia menganggap risiko itu tetap harus dilakukan. "Kalau tarif nggak naik maka pendapatan kami semua belum tentu naik," ujar Rahman.
Menurut Rahman, hanya sebagian pengemudi ojek daring saja yang bisa merasakan jika yang dipilih adalah kenaikan pendapatan. Sebaliknya, jika tarif yang dinaikan maka seluruh pengemudi akan dapat merasakan kenaikan pendapatan.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelumnya meluruskan kesalahan persepsi mengenai kenaikan tarif ojek daring. Aplikator menganggap untuk membuat kesejahteraan pengemudi ojek daring lebih baik maka harus melakukan cara untuk meningkatkan pendapatannya, namun bukan dengan menaikan tarif. Sementara pengemudi ojek daring merasa tarif harus dinaikan agar mendapatkan pendapatan yang lebih sejahtera.