REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--PT. Pos Indonesia (Persero) meluncurkan program "Amazing Agent Race" di Graha Pos Indonesia, Jalan Banda, Kota Bandung, Kamis (12/4). Program tersebut sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kepada lebih dari tiga ribu pengelola Agenpos aktif di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan meningkatkan motivasi para Agen Pos. Program pemberian apresiasi akan diberikan atas kinerja pendapatan layanan jasa kurir surat dan paket periode semester pertama tahun 2018.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W. Setijono menuturkan bahwa peluncuran tersebut bukan hanya sebagai motivasi namun juga sebagai forum untuk mendengar keluhan Agen Pos. "Pos juga ingin paham masalah di lapangan apa yang mereka hadapi, sehingga kita juga bisa bantu mereka untuk lebih spartan, geraknya lebih cepat dalam mengambil pasar," kata Gilarsi di Graha Pos Indonesia, Bandung, Kamis (12/4).
Saat ini, sudah lima ribu Agen Pos yang terdaftar, dimana Pos Indonesia menargetkan sepuluh ribu Agen Pos yang tersebar di seluruh Indonesia. Di hadapan sekitar 500 undangan, Gilarsi menuturkan Agen Pos memiliki kontribusi tinggi bagi pendapatan Pos. "Kita selesaikan big data analytic-nya baru kita fokus daerah mana kita harus disebar agen agen itu, terutama di daerah urban, dengan target sebanyak 70 persen," kata Gilarsi.
Pada 2017 saja, 25 persen persen pendapatan jasa kurir berasal dari Agen Pos. Tahun depan, Pos Indonesia bahkan menargetkan Agen Pos untuk terus menaikkan pendapatan. "Double dari market kita sekarang, nah dari agen dalam dua tahun harus tumbuh dua kali lipat," lanjutnya. Pada Juli 2018, akan ditetapkan Agen Pos yang berhak mendapatkan apresiasi berupa perjalanan wisata ke Bangkok. Kesempatan itu dapat diperoleh bagi Agen Pos yang memiliki pendapatan 600 juta rupiah dalam periode Januari-Juni 2018.
Untuk itu, penting bagi Pos Indonesia dalam memahami isu dan permasalahan Agen Pos. Termasuk pada saat ketua Asosiasi Agen Pos Pos Indonesia, Yudie Wibowo meminta penyetaraan antara Agen Pos dan kantor pos. "Itu karena isunya lebih pada infrastruktur, lisensi, kan lisensi keuangan itu gak bisa diberikan pada semua orang harus orang orang yang berlisensi dan bersertifikat," sambungnya.
Namun bukan berarti hal tersebut tidak dapat terjadi di kemudian hari. Jika ingin ada penyamaan, tentu harus dilakukan sertifikasi bagi Agen Pos. "Kalau itu bisa dilakukan, tidak perlu lagi ada perbedaan, tapi ada prasyarat-prasyarat legal yang harus dipenuhi yang saat sekarang ini agen belum memiliki itu," jelasnya.
Dalam acara tersebut, Pos Indonesia juga meluncurkan layanan mobile Agen Pos (m-Agenpos) dan aplikasi surel Agen Pos (Pos mail) yang dapat diunggah melalui ponsel pintar berbasis Android. Aplikasi tersebut dapat digunakan Agen Pos untuk mempermudah komunikasi dengan Pos Indonesia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika