REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas Joko Widodo masih tertinggi di antara pesaing lainnya, berdasarkan Survei Nasional Opini Publik 2018 Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia). Bahkan, Jokowi unggul jauh dibandingkan Prabowo Subianto.
"Jadi jika Jokowi rematch hari ini menghadapi Prabowo, maka ia tetap lebih unggul," kata Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio seperti dilansir Antara, Ahad (15/4).
Survei ini menampilkan elektabilitas sejumlah nama calon presiden dan wakil presiden. Joko Widodo saat disandingkan dengan sejumlah nama masih dominan (48,3 persen) diikuti Prabowo Subianto (21,5 persen), Gatot Nurmantyo (2,1 persen) lalu TGB Zainul Madji, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono sama-sama mendapatkan 1,1 persen suara.
Pada pertanyaan terbuka, Jokowi juga berada pada posisi teratas top of mind masyarakat sebagai calon presiden (35,1 persen), sedangkan Prabowo berada di posisi berikutnya dengan 12,0 persen. Lalu diikuti sejumlah nama lainnya, Gatot Nurmantyo (1,1 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (0,7 persen), TGB Zainul Majdi (0,5 persen) dan SBY (0,5 persen).
"Nama-nama lainnya tak sampai 0,5 persen ada Hari Tanoe, Anies Baswedan, dan Edy Rahmayadi," lanjut Hendri.
Prabowo Subianto.
Kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo masih tinggi. Sampai saat ini, 66,5 persen publik mengaku puas pada pemerintahan Joko Widodo terutama pada bidang kesehatan, infrastruktur, pendidikan dan hubungan luar negeri. Hanya 33,5 persen yang menyatakan tidak puas.
Bahkan, sebanyak 48 persen responden merasa perlindungan terhadap kebebasan beragama menjadi lebih baik pada pemerintahan Jokowi. Sebanyak 41,5 persen menganggap sama saja dengan pemerintahan sebelumnya, dan 5,5 persen merasa lebih buruk.
Sebesar 87,5 persen merasa tidak was-was beribadah, tetapi ada 12,5 persen yang merasa was-was melaksanakan ibadahnya. Terdapat juga 13 persen masyarakat yang merasa ibadahnya dibatasi pada pemerintahan Jokowi.
TGB paling religius, Gatot cawapres favorit
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).
Lewat survei ini, responden juga setuju presiden setidaknya memiliki lima karakter yaitu kompeten, jujur dan dapat dipercaya, perhatian terhadap rakyat, santun dan religius. “Dengan melihat karakter ini ada sejumlah nama yang dianggap mewakili, selain Jokowi, Prabowo dan Gatot, TGB masuk dalam kriteria ini,” kata Direktur Lembaga Survei KedaiKOPI Vivi Zabkie lewat siaran pers yang diterima Republika.
Rata-rata dari lima karakter itu, Jokowi selalu menempati peringkat pertama, kecuali kriteria religius yang diberikan kepada TGB. “Publik berpendapat TGH Zainul Majdi sebagai pemimpin yang paling religius mengungguli Jokowi, Gatot, Prabowo, Abraham Samad, AHY dan lainnya,” ungkap Vivi.
Survei KedaiKopi juga memunculkan mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo muncul sebagai nama calon wakil presiden (cawapres) paling favorit. Gatot mengungguli nama-nama seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Anies Baswedan, dan Tuan Guru Bajang (TGBH) Zainul Majdi.
Hasil survei KedaiKOPI menunjukkan 17,5 persen responden memilih Gatot Nurmantyo, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (8,7 persen), Anies Baswedan (8,6 persen), TGB 6,2 persen. Lalu, Abraham Samad (4,1 persen), Tito Karnavian (3,9 persen), Muhaimin Iskandar (1,7 persen), Rizal Ramli (1,1 persen) dan nama-nama lainnya.
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Saat publik diajukan pertanyaan terbuka, bila pemilihan presiden dilakukan hari ini, siapa yang akan mereka pilih sebagai wakil presiden, 4,6 persen responden menyebut nama Gatot Nurmantyo. Nama lain yang menempati top of mind responden sebagai cawapres adalah TGB (4,4 persen) dan AHY (4,3 persen).
"Ini adalah tiga nama teratas yang dipikirkan masyarakat sebagai calon. Walaupun sebagian besar masyarakat belum memutuskan soal calon wakil presiden ini (53,5 persen)," kata dia.
Survei ini dilakukan terhadap 1135 responden di 34 propinsi dengan margin of error plus minus 2,97 persen pada interval kepercayaan 95,0 persen. Responden adalah masyarakat yang merupakan calon pemilih berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah.
Responden dipilih menggunakan metode multistage random sampling dan diwawancarai dengan tatap muka (home visit).