REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelatih Persib Bandung Mario Gomez menunggu keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI soal kerusuhan yang terjadi saat Maung Bandung melawan Arema FC. Laga yang berakhir dengan skor 2-2 itu digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Ahad (15/4).
"Itu menjadi urusan Komdis PSSI karena kemarin penonton masuk ke dalam dan itu bukan urusan kami. Kemarin semua orang bisa masuk ke lapangan dan itu sangat berbahaya," ujar Mario Gomez di Bandung, Senin (16/4).
Gomez mengatakan, Komdis PSSI harus bersikap adil dalam menyelesaikan masalah. Hal itu berkaca pada kasus kapten tim Supardi yang diganjar hukuman larangan bermain dalam empat pertandingan yang dibilainya tanpa alasan jelas.
Namun ia tidak akan mendesak Komdis PSSI, hanya menunggu keputusan apa yang akan diambil, sembari melakukan persiapan tim jelang lawan Borneo pekan ini di Bandung.
"Bagi kami sekarang adalah mempersiapkan untuk pertandingan berikutnya melawan Borneo," kata dia.
Dalam kerusuhan kemarin, Mario Gomez juga sempat menjadi korban dan mendapatkan luka di dahi akibat lemparan.
(Baca juga: Laga Lawan Persib Berakhir Ricuh, Ini Kata Pelatih Arema)
"Itu tidak cukup bagus tapi tidak masalah, masalahnya kami tidak suka kekerasan, karena ini sepak bola. Tidak ada (korban lain), karena kami bisa dengan cepat meninggalkan lapangan," katanya.
Disinggung soal akan melaporkan kasus tersebut ke federasi, Gomez menyatakan hal itu merupakan tanggung jawab klub. Sementara tugas pelatih dan pemain hanya mempersiapkan diri untuk laga selanjutnya.
"Bagi kami lebih penting untuk melakukan persiapan menghadapi laga berikutnya. Mungkin manajemen kami harus bicara dengan federasi soal kejadian ini dan itu bukan urusan kami, tugas kami hanya bermain sepak bola," kata dia.