Jumat 20 Apr 2018 08:39 WIB

Kilang Minyak Deepwater Horizon Meledak Hebat 8 Tahun Lalu

Kebakaran Deepwater Horizon menumpahkan minyak ke lepas pantai terbesar di Amerika.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Kebakaran di Deepwater Horizon
Foto: Wired
Kebakaran di Deepwater Horizon

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pada 20 April 2010, kilang pengeboran minyak Deepwater Horizon di Teluk Meksiko meledak hebat dan terbakar. Insiden yang terjadi 50 mil di lepas pantai Louisiana itu memicu tumpahan minyak lepas pantai terbesar dalam sejarah Amerika.

Kilang tersebut telah berada di tahap akhir pengeboran sumur eksplorasi untuk BP, perusahaan raksasa minyak Inggris. Saat kilang itu ditutup tiga bulan kemudian pascameledak, diperkirakan 4,9 juta barel (atau sekitar 206 juta galon) minyak mentah tumpah ke Teluk.

Dilansir di History, bencana dimulai ketika tekanan gas alam dari dalam laut mendorong pipa ke platform kilang, sehingga memicu serangkaian ledakan dan kebakaran besar. Dari 126 orang yang berada di atas Deepwater Horizon setinggi hampir 400 kaki, 11 pekerja tewas dan 17 lainnya luka berat.

Api membakar Deepwater Horizon selama beberapa hari sebelum kilang itu tenggelam pada 22 April. Kilang tersebut dibangun dengan dana sebesar 350 juta dolar AS pada 2001.

Sebelum melakukan evakuasi, para pekerja tidak berhasil mengaktifkan alat pengaman yang disebut pencegah semburan, yang dirancang untuk mematikan aliran minyak dari kilang dalam keadaan darurat. Selama tiga bulan ke depan, berbagai teknik telah dicoba dalam upaya untuk menghentikan aliran yang memuntahkan ribuan barel minyak ke Teluk setiap hari.

Akhirnya, pada 15 Juli, BP mengumumkan kilang tersebut ditutup untuk sementara. Pada 19 September, setelah semen disuntikkan ke kilang untuk menutupnya secara permanen, pemerintah federal AS menyatakan kilang itu telah berhenti total.

Meski demikian, pada titik itu minyak dari tumpahan kilang telah mencapai wilayah pesisir Louisiana, Mississippi, Alabama, dan Florida. Tumpahan minyak akan menimbulkan kerugian besar pada perekonomian kawasan itu, terutama industri perikanan dan pariwisata, serta satwa liar.

Pada Januari 2011, komisi investigasi nasional merilis sebuah laporan yang menyimpulkan bencana Deepwater Horizon sebenarnya dapat diperkirakan dan dapat dicegah. Bencana itu merupakan hasil dari kesalahan manusia, kesalahan teknis, dan kegagalan manajemen, bersama dengan peraturan pemerintah yang tidak efektif.

Pada November 2012, BP setuju untuk mengaku bersalah atas 14 tuduhan kriminal yang diajukan terhadapnya oleh Departemen Kehakiman AS, dan membayar denda sebesar 4,5 miliar dolar AS. Selain itu, Departemen Kehakiman AS juga menuntut dua manajer BP dengan tuduhan pembunuhan dan menuntut eksekutif perusahaan itu dengan tuduhan membuat pernyataan palsu tentang banyaknya tumpahan.

BP telah menyiapkan dana 20 miliar dolar AS untuk memberi kompensasi kepada para korban tumpahan minyak. Perusahaan itu juga akan membayar miliaran dolar AS lebih banyak dalam denda lingkungan di masa depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement