REPUBLIKA.CO.ID, Tentara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet bersatu guna memukul mundur pasukan Jerman selama perang dunia kedua berlangsung. Pemerintah Uni Soviet kemudian membentuk delapan kompi pasukan guna mengepung Ibu Kota Jerman, Berlin.
Militer Uni Soviet juga bergabung dengan pasukan angkatan darat AS yagn tersebar di sejumlah daerah semisal tepi barat Elbe dan Torgau. Kawasan tersebut kemudian diambil alih menjadi daerah sekutu.
Penyatuan dua kekuatan militer besar guna memenankan perang itu disambut kedua negara. Sekutu merayakan dengan membunyikan lonceng. Di Moskow, penyatuan dua kekuatan besar itu disambut menggunakan 324 letupan senjata tanda penghormatan.
Perayaan juga dilakukan di New York. Warga melakukan tari-tarian dan menyanyi di tengah Times Square menyambut baik hal tersebut. Bersatunya kedua kekuatan tempur itu dilakukan berkat ide dari satu petinggi militer Uni Soviet Marsekal Georgi K Zhukov.
Zhukov memperingatkan Joseph Stalin akan ancaman yang dapat ditimbukan militer Jerman. Pada Juni 1941, Zhukov mengatakan pada Stalin bahwa Jerman merupakan ancaman serius bagi Uni Soviet.
Berangkat dari peringatan tersebut, Zhukov menjadi salah satu petinggi militer yang tak ternilai dalam pasukan Uni Soviet. Dia kemudian memerangi pasukan Jerman di Uni Soviet.
Zhukov meluncurkan serangan ke dua kota besar Rusia yakni Stalingrad dan Moskow. Zhukov kemudian juga meluncurkan kampanye militer ke Berlin dan mengepung kota tersebut.
Hanya dalam waktu satu pekan Marsekal Georgi K. Zhukov menerima penyerahan tanpa syarat Berlin dari Jenderal Jerman Krebs. Pada akhir perang, Zhukov dianugerahi medali kehormatan militer dari Inggris.