Jumat 27 Apr 2018 04:25 WIB

Teman yang Baik Menurut Rasulullah

Teman dapat memiliki pengaruh besar dalam pembentukan pemikiran.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Persahabatan. Ilustrasi
Foto: .
Persahabatan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup seorang diri. Dengan bersosialisasi, pemikiran seseorang dapat lebih terbuka dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

Meskipun manfaat bersosialisasi amat penting, seseorang juga perlu selektif dalam bergaul. Rasulullah SAW selalu berpesan agar dapat memilih pergaulan yang baik dan dapat membawa pada kebaikan.

"Teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi, engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalau pun tidak, engkau tetap dapat mendapatkan bau harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap." (HR. Bukhari-Muslim).

Dari sabdanya, Rasulullah menyarankan umat Muslim pintar memilih teman, karena mereka dapat memiliki pengaruh besar dalam pembentukan pemikiran dan perasaan kita. Selain itu, Nabi juga berpesan bila seseorang ingin sukses maka bergaullah dengan orang yang berkualitas.

Jika dilihat, kebanyak orang-orang sukses akan lebih dekat atau nyaman bergaul dengan mereka yang memiliki kebiasaan positif dan memprioritaskan diri untuk meraih keberhasilan. Berbeda dengan mereka yang cenderung tidak memiliki semangat saing, akan lebih suka bergabung dengan orang yang belum jelas tujuan hidupnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement