Sabtu 05 May 2018 12:14 WIB

Wakapolri Dapat Gelar Kebangsawanan dari Keraton Cirebon

Wakapolri memperoleh gelar khalifah Penata Tajug

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Wakapolri Komjen Syafruddin sekaligus Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) mendapatkan gelar Khalifah Penata Tajug dari Sultan Sepuh ke XIV Keraton Kesepuhan Cirebon, Arief Natadiningrat di Kesepuhan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/5).
Foto: Republika/Muhyidin
Wakapolri Komjen Syafruddin sekaligus Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) mendapatkan gelar Khalifah Penata Tajug dari Sultan Sepuh ke XIV Keraton Kesepuhan Cirebon, Arief Natadiningrat di Kesepuhan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Wakapolri Komjen Syafruddin sekaligus Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) mendapatkan gelar Khalifah Penata Tajug dari Sultan Sepuh ke XIV Keraton Kesepuhan Cirebon, Arief Natadiningrat di Kesepuhan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/5). Penganugerahan ini diserahkan dalam acara Simposium Regional Wisata Religi Halal dan Pembardayaan Ekonomi Berbasis Masjid se-Wilayah III Cirebon.

Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid DMI, Arief Rosyid mengatakan, Khalifah Penata Tajug merupakan sebuah gelar kebangsawanan dari Keraton Cirebon. Anugerah ini diberikan kepada Wakapolri karena atas jasa-jasanya dalam mengembangkan dan memakmurkan masjid, selaras dengan wasiat Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati, 'Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin' (Saya titip masjid dan fakir miskin).

"Selamat dan sukses atas penganugerahan gelar Khalifah Panata Tajug dari Sultan Sepuh ke XIV kepada Bapak Komjen Syafruddin," ujar Arief saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (5/5).

Komjen Syafruddin sejak muda memang sudah banyak berkiprah di dunia keislaman, sehingga dia pun mendapat kepercayaan untuk menjadi Wakil Ketua DMI. Dia juga dipilih karena dinilai mempunyai bakat untuk mengurusi organisasi keislaman.

"Macam-macam kiprah di dunia keislaman, bukan hanya pengurus masjid. Sehingga saya dipilih dan katanya saya punya bakat mengurusi segala hal organisasi, termasuk organisasi Islam, apalagi masjid," kata Komjen Syafruddin saat memberikan sambutan dalam acara Simposium tersebut.

Menurut Syafruddin, karena mengurusi masjid sebelumnya dirinya juga terpilih sebagai Tokoh Perubahan Republika Tahun 2017, yang mana salah satu tokoh perubahan lainnya saat itu berasal dari Cirebon yaitu Pemilik BT Batik Trusmi, Sally Giovanny. Menurut dia, dirinya terpilih sebagai Tokoh Perubahan Republika bukan karena pangkatnya yang tinggi sebagai Wakapolri, melainkan karena konsen mengurusi masjid.

"Tak lama kemudian, hasilnya karena mengurusi masjid saya terpilih jadi tokoh perubahan Republika," ucapnya.

Syafruddin menjelaskan, sebagai Wakil Ketua DMI di bawah kepemimpinan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dirinya mengemban tugas agar umat Islam bisa memakmurkan dan dimakmurkan masjid. "Sesuai dengan visi misi utama kita pengurus masjid adalah memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Ini sekaligus Ikon daripada pengurus dewan masjid Indonesia dan kita semua," jelasnya.

Sementara itu, terkait acara yang dihadiri Wakapolri tersebut merupakan program utama dari DMI. Wisata religi berbasis masjid ini merupakan salah satu program prioritas kepengurusan PP DMI periode ini. Dalam penyelenggaraannya, DMI bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata karena memiliki konsen yang sama untuk mendorong wisata halal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement