Selasa 08 May 2018 07:11 WIB

Dave Santosa Sebut Semua Media Salah Menulis Berita

Pemberitaan sejumlah media soal pembagian sembako di Monas dinilai salah oleh FUI.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Orang tua dari korban tewas dalam acara bagi-bagi sembako di Monas, melaporkan Ketua Panitia Acara Untukmu Indonesia ke Bareskrim KKP Gambir Jakarta Pusat, Rabu (2/5), didampingi kuasa hukumnya.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Orang tua dari korban tewas dalam acara bagi-bagi sembako di Monas, melaporkan Ketua Panitia Acara Untukmu Indonesia ke Bareskrim KKP Gambir Jakarta Pusat, Rabu (2/5), didampingi kuasa hukumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Acara Forum Untukmu Indonesia (FUI) Dave Revano Santosa menyebut, semua pemberitaan di media massa selama ini salah besar. Pernyataan Dave ini justru seolah ia telah meragukan fakta lapangan yang didapatkan oleh para pewarta berita.

Dave mengaku telah mengadakan islah dengan Komariah selaku orang tua dari salah satu korban tewas, yakni Muhammad Rizki (10). Dalam islah, Dave mengatakan, Komariah memberikan keterangan bahwa ia tidak mengantre di antrean sembako, sementara saat pewarta mendatangi rumah Komariah dua hari setelah kejadian, keterangannya 180 derajat berbeda.

"Nah, waktu kemarin diadakannya islah, Ibu Kokom mengatakan beliau mengantre di bagian makanan, bukan di sembako. Jadi, selama ini sudah salah, semua media sudah salah. Ibu Kokom dan anaknya almarhum Rizki tidak mengantre di sembako," papar Dave saat ditemui setelah pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Senin (7/5) malam.

Keterangan Dave ini justru sangat berbanding terbalik dengan sejumlah temuan fakta di lapangan dan keterangan awal Komariah maupun beberapa warga yang punya tiket. Begitu juga warga yang berada di lokasi pada saat kejadian. Fakta tersebut didapatkan pewarta berita saat datang langsung mewawancarai sejumlah warga.

Dave sangat yakin menyebut pemberitaan yang ditulis semua media massa selama ini adalah salah besar. Ia bahkan meminta media untuk tidak menyebut tragedi itu adalah tragedi sembako maut. "Jadi, kalau ada kata sembako maut, itu salah dan harus diganti dong ya. (Diganti menjadi--Red) di tempat antrean makanan," kata Dave lagi.

Pernyataan Dave selepas diperiksa ini sangat berbeda dengan keterangan awal ibu korban. Juga keterangan warga sekitar yang juga dapat kupon dan telah memberikan infirmasinya kepada wartawan. Tetangga Rizki yang juga berada di lokasi pembagian sembako sempat menyebut bahwa antrean makanan tidak seramai antrean sembako. Sehingga, tidak mungkin Rizki tewas terinjak di antrean yang tidak begitu ramai.

Kepolisian diharapkan mampu menguak kebenaran yang sesungguhnya karena masyarakat menanti sekali hasil dari pengungkapan kasus pembagian sembako di Monas pada Sabtu (28/4) lalu itu.

Sebelumnya, dua anak bernama Mahesa Junaedi (12) dan Muhammad Rizki (10) dinyatakan tewas dalam pembagian sembako yang digelar oleh FUI di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4) lalu. Kedua anak tersebut diduga meninggal karena terinjak-injak dan dehidrasi saat mengikuti acara tersebut.

Orang tua dari Rizki, Komariah, melaporkan kejadian yang dialaminya itu ke Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat. Namun, tiba-tiba saja ia mencabut laporannya pada Sabtu (5/5) lalu setelah mengganti pengacara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement