REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) menyatakan tahun ini akan fokus berekspansi, baik ekspansi jangka panjang maupun pendek. Perserian juga menargetkan menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III.
"Ekspansi jangka pendek, kita akan ekpansi di turunan komersial untuk mengangkat FDR (Financing to Deposit Ratio). Hanya, pada saat bersamaan kita akan melakukan ekspansi di konsumer," ujar Direktur Utama BRI Syariah Moch Hadi Santoso kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (9/5).
Dana ekspansi, kata dia, didapat dari hasil penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Sebanyak 80 persen dana hasil IPO akan dimanfaatkan untuk ekspansi pembiayaan. "Selanjutnya 12,5 persen untuk pengembangan sistem IT, dan 7,5 persen untuk pengembangan jaringan kerja," jelas Hadi.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan, perusahaan induk mendukung BRI Syariah naik menjadi BUKU III. Hanya saja, kemungkinan perseroan tidak akan menyuntikkan modal lagi ke anak usahanya itu.
"Jadi tadi disebutkan, pertumbuhan pembiayaan 17 persen, kita pun baru saja terima dana hasil IPO, 80 persen untuk ekspansi. Kalau masih cukup, kita tidak akan right issue, right issue akan dilakukan kalau perlu tambahan modal baru," jelas Haru pada kesempatan yang sama.
Ia menyatakan, BRI berharap besar ke BRI Syariah karena kini masih sedikit layanan perbankan syariah di Indonesia. "Pemain masih sedikit dan varietas sedikit. BRisyariah bisa menambah manfaat ke masyarakat baik ritel maupun korporasi," tegasnya.