Kamis 04 Jan 2024 14:11 WIB

CSA Index: Pasar 'Wait and See' Momentum January Effect Topang IHSG

Pelaku pasar memproyeksikan IHSG hanya akan menyentuh 7.300 akhir Januari

Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024). Pada perdagangan perdana di tahun 2024 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka mengalami penurunan sebesar 0,14 persen atau 5,4 poin ke level 7.266.
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024). Pada perdagangan perdana di tahun 2024 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka mengalami penurunan sebesar 0,14 persen atau 5,4 poin ke level 7.266.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capital Sensitivity Analysis Index (CSA Index) menyebut para pelaku pasar masih menantikan (wait and see) momentum January Effect pada awal 2024 yang akan mendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Penguatan rupiah dan potensi penurunan suku bunga di tahun 2024 menjadi hal yang paling banyak disebut pelaku pasar sebagai alasan IHSG menguat,” ujar Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) David Sutyanto sebagaimana riset CSA Index di Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Namun demikian, pelaku pasar memproyeksikan IHSG hanya akan menyentuh 7.300 pada akhir Januari 2024, atau meningkat tipis dibandingkan sebesar 7.272 pada penutupan 29 Desember 2023. David mengatakan bahwa pelaku pasar memang tidak terlalu optimistis pada awal 2024, dikarenakan masih menunggu sentimen lanjutan.

Ia menjelaskan, pelaku pasar juga menantikan hasil dari Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024, sebelum menentukan langkah investasi selanjutnya. Kemudian, pelaku pasar juga menantikan arah dan rencana ekspansi maupun belanja modal atau capital expenditure (capex) dari emiten pada 2024.

“Selain itu potensi meningkatnya tensi geopolitik juga menjadi perhatian pelaku pasar,” ujar David dalam riset CSA Index. CSA Index mencermati sektor yang akan menjadi penggerak utama IHSG pada Januari 2024, di antaranya sektor keuangan menjadi pilihan utama dari mayoritas pelaku pasar.

“Sentimen penopangnya adalah potensi penurunan suku bunga acuan dan masih positifnya kinerja emiten di sektor keuangan,” ujar David.

Selain itu, sektor energi menjadi pilihan seiring harapan adanya kenaikan harga komoditas, akibat dari pemotongan produksi minyak mentah oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) dan potensi peningkatan tensi geopolitik.

Kemudian, sektor teknologi yang diharapkan dapat menguat seiring dengan masih besarnya potensi sektor ini, serta dukungan adanya penurunan suku bunga acuan.

CSA Index dikompilasi oleh CSA Institute bekerja sama dengan Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dari respons kuesioner yang dikirimkan ke seluruh anggota AAEI dan alumni dari CSA Institute.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement