Kamis 10 May 2018 20:47 WIB

Harapan Rakyat Malaysia pada Mahathir

Mahathir Mohamad resmi ditunjuk sebagai perdana menteri menggantikan Najib Razak

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
 Aliansi partai oposisi yang dipimpin Mahathir Mohamad berhasil memenangkan pemilihan umum Malaysia, yang hasil resminya diumumkan pada Kamis (10/5).
Foto: AP/Andy Wong
Aliansi partai oposisi yang dipimpin Mahathir Mohamad berhasil memenangkan pemilihan umum Malaysia, yang hasil resminya diumumkan pada Kamis (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Hari baru telah tiba bagi warga Malaysia. United Malays National Organisation (UMNO) mengakhiri dominasi politiknya di Malaysia setelah 60 tahun berkuasa.

UMNO merupakan partai politik terbesar di Malaysia. UMNO adalah anggota pendiri koalisi Barisan Nasional (BN) yang dipimpin Najib Razak. Partai ini telah mendominasi politik Malaysia sejak kemerdekaan 1957.

Kemenangan Oposisi Pakatan Harapan (PH) pada pemilu Malaysia kali ini menandakan era baru dalam kepemimpinan Malaysia.

Dilansir Bernama, Kamis (10/5), kemenangan besar PH dalam Pemilihan Umum ke-14 ini telah mengakhiri pemerintahan BN di Malaysia selama enam dekade. Ini artinya kemenangan PH memberi harapan dan inspirasi baru untuk rakyat Malaysia.

PH, yang terdiri dari empat partai oposisi yaitu DAP, PKR, Amanah dan PPBM, memenangkan 113 dari 222 kursi parlemen. Dengan demikian, PH berhak membentuk pemerintahan baru dengan sederhana mayoritas.

Peraih Nobel Nasional Malaysia, Datuk Dr Zurinah Hassan mengatakan tidak ada yang mengejutkan terkait kemenangan PH dalam pemilu Malaysia kali ini. Sentimen dan dukungan masyarakat begitu terasa untuk PH. Terutama di seluruh platform media sosial, termasuk WhatsApp.

Menurutnya, PH harus memenuhi janjinya untuk memastikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. Khususnya terkait masalah peningkatan biaya hidup.

"PH adalah harapan baru masyarakat. Tapi, semua pemenang dan pemain di industri seni akan terus menyuarakan pendapat mereka jika mereka merasa ada sesuatu yang tidak benar," katanya.

Analis komunikasi politik Mohd Khairie Ahmad mengatakan hasil pemilu ke 14 ini tidak terlalu mengejutkan bagi banyak orang. Ini karena gelombang perubahan dalam pemerintahan telah dimulai pada 1998.

"Saya pikir dua dekade lebih dari cukup untuk setiap gerakan matang dan bagi kami untuk akhirnya melihat perubahan," katanya.

Warga Malaysia lainnya yang bekerja di salah satu perusahaan swasta juga mengharapkan perubahaan di era kepemimpinan Mahathir. "Saya juga berharap citra Malaysia yang baik di mata dunia akan dipulihkan dan Malaysia akan dihormati lagi," kataMuhammad Afiq Mahadi (32).

Hal serupa disampaikan seorang pegawai negeri sipil Nurhayati Zainuddin (39). Ia berharap agar setiap partai atau koalisi yang mengambil alih kekuasaan di Malaysia dapat mempertahankan persatuan umat. Sehingga negara akan terus makmur.

"Dengan harapan yang tinggi ditempatkan oleh orang-orang di PH untuk memperbaikinya, saya benar-benar berharap pemerintah baru tidak akan mengecewakan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement