REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk tindakan terorisme yang menewaskan lima anggota polisi di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat beberapa hari lalu. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faishal Zaini.
Menurut Helmy, tindakan teroris itu dilakukan oleh orang atau kelompok yang menentang konsensus bersama para pendiri bangsa, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, PBNU mengajak kepada semua pihak hendaknya menegakkan amar makruf nahi munkar dengan cara-cara yang baik dan bijak. Menurutnya, Islam adalah agama yang luhur.
"Maka (Islam) harus diajarkan, didakwahkan, disyiarkan dengan cara-cara yang luhur dan mulia," ujar Helmy dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/5).
(Irwan Sarjana, Polisi yang Disandera Itu Rajin Puasa Sunnah)
PBNU juga menegaskan Islam menolak segala tindak kekerasan. Oleh karena itu, hendaknya setiap umat Islam menegakkan Islam rahmatan lil alamin karena agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW tersebut untuk mewujudkan perdamaian.
"Maka untuk itu kami mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, khususnya kepada warga NU, mari wujudkan Islam yang ramah, bukan Islam yang marah, mari tegakkan Islam yang mengajak, bukan Islam yang mengejek, Islam yang merangkul bukan memukul," ujar Helmy.
PBNU menyatakan dukungan kepada pemerintah, khususnya aparat penegak hukum agar terciptanya kemanan bagi masyarakat. PBNU juga menyampaikan belasungkawa atas lima anggota polisi yang gugur di Mako Brimob. Menurut Helmy, polisi itu meninggal dalam keadaan syahid dan khusnul khatimah.
"Kita doakan keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan kesabaran," kata Helmy.