REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggelar pelatihan dai untuk berdakwah di daerah terdepan, terluar dan terbelakang (3T) di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (12/5). Para dai yang telah dibekali ini nantinya akan bertugas selama setahun penuh di daerah pedalaman.
"Kami menggelar pelatihan dan pelepasan puluhan dai Baznas. Acara ini berlangsung 11-12 Mei 2018. Mereka akan bertugas selama setahun penuh," ujar Kepala Bagian Dakwah dan Advokasi Baznas, Farid Septian dalam siaran persnya, Sabtu (12/5).
Para dai mendapatkan pelatihan dari Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) yang juga anggota Baznas, Prof KH Ahmad Satori Ismail dan Ketua Baznas Provinsi Sulawesi Utara, Abid Takalamingan. Kedua pembicara ini memberikan pembekalan terkait fikih zakat, fikih dakwah, wawasan kebaznasan, strategi dakwah pemberdayaan masyarakat, peta, dan tantangan dakwah.
Farid menjelaskan, para dai tersebut selanjutnya akan dikirim ke daerah terluar di Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangihe yang harus menyeberangi laut dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Filipina. Selebihnya, para dai akan dikirim ke wilayah daratan Provinsi Sulut, seperti Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Bolmong Selatan, Bolmong Timur, Bolmong Utara, Sitaro, Bitung, Kotamobagu, Manado, Minahasa dan Minahasa Utara.
"Para dai ini akan menjadi pioner pemberdaya masyarakat dan inisiator program integrasi Zakat Community Development (ZCD) Baznas," ucapnya
Farid menjelaskan tugas para dai itu adalah melakukan dakwah transformatif, yaitu dakwah yang tidak hanya fokus pada sisi spiritual masyarakat saja. "Dakwah yang tidak hanya berfokus pada sisi spritual masyarakat. Namun juga sisi penyadaran tentang pengembangan potensi desa dan peningkatan kesejahteraan umat," kata dia.