REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toko Tani Indonesia (TTI) menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terutama perbankan. Hal ini untuk memaksimalkan kinerja TTI yang berada di bawah Kementerian Pertanian. "Kita kan sudah sinergi dengan BUMN, kalau ini efektif akan menekan harga, meningkatkan kesejahteraan petani dan membuat konsumen nyaman," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Selasa (15/5).
Sinergi dengan BUMN tersebut di antaranya melibatkan Himbara untuk pembiayaan TTI dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam e-commerce. Untuk diketahui, dengan 3.000 titik TTI di Indonesia, Kementan berupaya meningkatkan peran TTI tersebut melalui aplikasi digital.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi mengatakan, e-commerce ini mampu memperpendek rantai pasok sehingga mempercepat transaksi dan meningkatkan volume penjualan. Prinsipnya, TTI Center yang berada di Pasar Minggu akan menjadi hub. Sementara TTI lainnya bisa melakukan pemesanan secara digital dan akan diteruskan ke Gapoktan untuk kemudian melakukan pengiriman barang.
"Dia (Gapoktan, Red) ngirim, begitu barang diterima TTI, BNI langsung bayar ke Gapoktan. sehingga TTI-nya jadi terhutang ke BNI," ujar dia.
Sinergi dengan perbankan ini penting dilakukan mengingat TTI yang baru mendapatkan uang setelah barang yang dipesannya laku terjual. Sementara Gapoktan membutuhkan uang dengan cepat. Sistem e-commerce ini, kata dia, akan dikembangkan di 20 ibu kota provinsi.