REPUBLIKA.CO.ID, ASMAT -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise, Kamis (18/5), mengunjungi Kabupaten Asmat, Papua. Pada kesempatan itu, Yohana mengatakan bahwa ia akan menjalankan program yang berkelanjutan bagi warga Asmat, khususnya perempuan dan anak.
"Kami bangga melihat ibu-ibu yang hadir di sini, kami akan terus melindungi perempuan yang ada di Indonesia, tumbuh kembang anak dan hak anak tanpa diskriminasi dari Sabang sampai Merauke," kata Yohana di hadapan aparatur pemerintah daerah setempat dan juga masyarakat.
Yohana mengatakan, ada 17 indikator yang harus menjadi konsen pada Sustainable Development Goals (SDGs) pembangunan berkelanjutan di tingkat internasional. Salah satunya adalah indikator yang ke lima, yaitu kesetaraan.
Dalam hal ini, menurutnya, perempuan diharapkan bisa sejalan dan setara dengan laki laki. Sehingga, citra perempuan tidak hanya sebatas pada urusan domestik saja, namun sebagai bagian terpenting di dalam pembangunan sebuah negara.
Yohana juga menegaskan, bahwa urusan terkait perempuan dan anak merupakan urusan wajib daerah sesuai dengan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
"Jadi setiap kepala daerah punya tanggung jawab untuk memberikan perhatian dalam perlindungan perempuan dan anak, serta pemberdayaan perempuan demi keluarga dan pembangunan negara," lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanto. Ia mengatakan, perempuan dan laki-laki harus saling melengkapi satu sama lain.
"Dahulu perempuan Papua merasa tidak sanggup untuk setara dengan laki laki, kini perempuan Papua lebih bersemangat untuk memajukan ekonominya. Sehingga kesetaraan demi kemajuan negara akan terlaksana," kata Thomas.
Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Yohana memberikan pelatihan mengolah makanan untuk meningkatkan gizi masyarakat di sana seperti sinole, sanusep isi ikan, ulat sagu, papeda, sagu opom dan lain sebagainya. Selanjutnya, Yohana berdialog dengan mama-mama di gereja dan bermain simulasi pembangunan ketahanan keluarga di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA).
Simulasi itu dilakukan untuk konseling pengasuhan anak pada masing-masing pasangan keluarga. Kegiatan Yohana ditutup dengan kunjungan ke Rumah Sakit Umum Daerah Agats.