REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pengamanan akses sisi darat dan sisi udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus ditingkatkan melalui pemeriksaan. Ini seiring dengan terjadinya beberapa upaya teror di Tanah Air hingga status bandara itu meningkat menjadi Siaga Satu.
Senior Manager of Aviation Security Rescue and Fire Fighting Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tommy Hadi Bawono mengatakan, tim dari K9 Brimob Polda Metro Jaya yang terdiri dari 10 tim turut diterjunkan. Mereka bertugas di sisi darat terminal serta di Gedung Transit Oriented Development (TOD).
Peningkatan pengamanan di sisi darat terdiri dari area curbside, nonterminal building dan gedung parkir terminal. "Kami bersatu melawan terorisme, melakukan patroli jalan kaki di sepanjang curbside. Begitu pun dengan gedung nonterminal, seperti gedung perkantoran di area pintu masuk dan keluar kendaraan," kata Tommy.
Total kekuatan pengamanan Bandara Soekarno-Hatta mencapai 4.020 personel. Terdiri dari Avsec, BKO TNI, serta security guard. Ini belum termasuk dari pihak kepolisian.
"Sisi udara memang harus clean and clear. Seluruhnya harus diperiksa baik peralatan kerja dan kendaraan di sana. Selain itu kami melakukan pengecekan parking stand sebelum pesawat tiba dan berangkat. Proses loading dan un-loading kargo pun ditingkatkan pengetatannya," kata Tommy.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, PT Angkasa Pura II telah menginstruksikan kepada 14 bandara untuk melakukan peningkatan pengawasan. Yakni, dengan sistem Randome Check mencapai enam kali dari biasanya hanya empat kali.
Peningkatan keamanan tersebut tak hanya dilakukan oleh internal keamanan Bandara Soekarno-Hatta tetapi juga dibantu dengan personil gabungan lainnya. "Peningkatan pelayanan pemeriksaan pengawasan kami perketat. Randome check diintensifkan sampai dengan enam kali yang biasanya hanya empat kali," ujarnya.
Penerapan skema keamanan tersebut juga diberlakukan pada seluruh bandara yang dikelolanya. "Kami sudah mengintruksikan seluruhnya ada 14 bandara yang kurang lebih skemanya sama, ada pengetatan, ada peningkatan randome check hingga penebalan personel," ujar Awaluddin.