REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Geram melihat sifat individualitas masyarakat yang makin tinggi, Komunitas Jendela Depok (KJD) ini dibentuk untuk mengatasi masalah tersebut.
Hal itu berawal dari sekumpulan orang yang memiliki kepedulian dengan anak yatim dan dhuafa, serta melihat kondisi masyarakat yang lebih memilih gawai dibandingkan bercengkerama dengan kerabat. KJD menawarkan berbagai kegiatan kemanusian yang dapat mempererat tali silaturahim.
Komunitas Jendela Depok menggelar donor darah bersama PMI/Dok Komunitas Jendela Depok
Melalui Agenda Rutin Silaturahmi dan Santunan (Arisan), KJD mengajak maksyarakat untuk bersama-sama bersilaturahim serta terjun langsung menyantuni anak-anak yatim dan dhuafa. Hingga saat ini, Arisan sudah masuk periode ke-10.
Tempat pelaksanaan Arisan ditentukan atas dasar kesepakatan anggota yang ada. Hingga kini, anggota KJD berjumlah 80 orang.
Komunitas Jendela Depok
Sekretaris KJD, M Ilyas, menuturkan, selain kegiatan Arisan, KJD memiliki program KJD Rescue untuk membantu meringankan tugas teman-teman rescuer. Progam ini wujud kepedulian terhadap sesama dan rasa kemanusiaan.
“Kegiatan Arisan ini malah mendapat apresiasi yang positif, meski bukan dari kalangan menengah ke atas. Mereka dengan sukarela mau berbagi kebahagian dengan orang yang kurang beruntung,” kata Ilyas menambahkan.
Ilyas berharap agar makin banyak orang yang bergabung dengan komunitas ini dan memberi manfaat yang dapat dibagikan kepada orang lain. “Suka duka tentu banyak kami alami. Tetapi karena rasa kami senang melakukannya, sehabis kegiatan, rasa capek pun hilang,” ujar Ilyas.