Selasa 22 May 2018 11:37 WIB

Enam Negara di G-20 Tolak Hasil Pemilu Venezuela

Enam negara ini adalah Argentina, Kanada, Australia, Meksiko, Cile dan AS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Menteri Luar Negeri AS, John Sullivan saat akan melakukan pertemuan dengan lima negara lain di pertemuan G-20 untuk menolak hasil pilpres di Venezuela, Senin (21/5).
Foto: Reuters
Wakil Menteri Luar Negeri AS, John Sullivan saat akan melakukan pertemuan dengan lima negara lain di pertemuan G-20 untuk menolak hasil pilpres di Venezuela, Senin (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Enam negara menyatakan menolak hasil pemilihan umum Venezuela yang diselenggarakan pada Ahad (20/5) lalu. Sikap ini disampaikan Argentina, Kanada, Australia, Meksiko, Cile, dan Amerika Serikat (AS) dalam pernyataan bersama di pertemuan menteri luar negeri negara-negara G-20.

"Mempertimbangkan kurangnya legitimasi proses pemilu, kami tidak mengakui hasil pemilihan (Venezuela) yang mengecualikan partisipasi beberapa aktor politik," kata Menteri Luar Negeri Argentina Jorge Faurie, Senin (21/5).

(Baca: AS Jatuhkan Sanksi Baru untuk Venezuela)

Cile bukan bagian dari G-20, tetapi diundang untuk berpartisipasi dalam pertemuan menteri luar negeri itu oleh Argentina. Argentina tengah memegang kepemimpinan bergilir G-20 tahun ini.

Pada Ahad (20/5), Wakil Menteri Luar Negeri AS, John Sullivan telah mengatakan AS tidak akan mengakui hasil pemilihan presiden Venezuela. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump bahkan telah menjatuhkan sanksi baru terhadap negara tersebut.

"Kami harus memastikan kami mematuhi tujuan kami yaitu menargetkan para pejabat rezim yang korup dan bukan rakyat Venezuela," kata Sullivan, kepada wartawan di Washington.

"Kami tidak ingin merusak negara dengan cara yang membuatnya sulit untuk diperbaiki setelah demokrasi berhasil dipulihkan," tambah dia.

Melalui pemilu ini, Presiden Venezuela Nicolas Maduro akan kembali menjabat sebagai pemimpin negara untuk enam tahun mendatang. Namun pemilu telah diboikot oleh oposisi dan dikecam oleh musuh sebagai jalan menuju penobatan seorang diktator, yang mengacu pada Maduro.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement