REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa telah mengajukan proposal untuk meminta pengecualian secara tetap terhadap tarif baja dan aluminium kepada Pemerintah Amerika Serikat (AS). Namun, para pemimpin Uni Eropa pesimistis bahwa AS akan meloloskan proposal tersebut.
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump telah memberikan pembebasan sementara tarif impor baja dan aluminium dari Uni Eropa hingga 1 Juni 2018. Komisaris Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom telah berbicara dengan Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross setelah proposal tersebut diajukan.
Berdasarkan pembicaraan, Malmstrom mengatakan, ada sinyal bahwa AS tidak akan memperpanjang pembebasan tarif impor baja dan aluminium dari Uni Eropa. "Ada sinyal dari AS bahwa pengecualian tarif tidak akan diperpanjang, jadi mereka akan mengenakan tarif kepada kami pada 1 Juni atau akan ada kebijakan lain, yakni pembatasan," ujar Malmstrom, Rabu (23/5).
Sejauh ini, AS telah memberikan pembebasan tarif permanen kepada Australia, Argentina, Brasil, dan Korea Selatan. Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengatakan, Uni Eropa harus melakukan kontak intensif dengan Washington untuk mencari solusi terkait pembebasan tarif tersebut.
"Ini bukan hanya tentang baja, melainkan tentang masa depan hubungan trans atlantik, kami akan melakukan kontak intensif dengan Amerika Serikat untuk mencari solusi," kata Altmaier.
Altmaier tidak bisa memastikan bahwa AS akan memberikan pengecualian tarif secara permanen kepada Uni Eropa. Namun, dia optimistis akan ada solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan kedua belah pihak.
"Saya tetap optimis solusi dapat ditemukan jika kedua belah pihak siap untuk bergerak ke arah yang benar," ujar Altmaier.
Adapun para pemimpin Uni Eropa pada pekan lalu telah berbicara dengan Pemerintah AS, terutama dalam masalah perdagangan. Pada pertemuan tersebut, Uni Eropa menawarkan kerja sama peningkatan perdagangan, termasuk liberalisasi pasar, asalkan AS tidak memberlakukan tarif impor terhadap baja dan aluminium dari Uni Eropa.