Kamis 24 May 2018 02:43 WIB

Gerakan Filantropi Islam Solusi Dampak Terorisme

Gerakan Filantropi Islam bisa mendampingi keluarga pelaku teror.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Ani Nursalikah
Filantropi Islam (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Filantropi Islam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Ketua Badan Pengurus LazizMu Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hilman Latief mengatakan tindakan terorisme menyisakan banyak permasalahan sosial. Menurutnya, gerakan filantropi Islam muncul sebagai solusi alternatif menyelesaikan permasalahan sosial yang timbul dari tindakan terorisme.

Hilman mengatakan pelaku teror meninggalkan keluarganya dalam keadaan tidak berkecukupan dan membutuhkan pendampingan secara moral. Pada keadaan seperti ini, gerakan filantropi Islam bisa mengambil peran.

"Keluarga narapidana teroris (napiter) dipinggirkan, anaknya susah sekolah, tidak punya pekerjaan dan betul-betul dalam keadaan miskin. Mereka yang sebernanya tidak terlibat sama sekali dengan teroris, harus kita dampingi untuk menaikkan moral dan mental keluarga napiter," ujar Hilman yang juga merupakan Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan AIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada seminar hasil penelitian dari penerima dana hibah penelitian Maarif Fellowship (MAF) 2017-2018 beberapa waktu lalu di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana UMY.

Husna Yuni Wulansari yang merupakan penerima dana hibah penelitian MAF mengatakan dalam penelitiannya yang berjudul Filantropi Islam dalam Dukungan Pasif bagi Terorisme di Indonesia mengatakan salah satu gerakan filantropi Islam yang berasal dari Nahdlatul Ulama bernama NUCARE-LAZIZNU tidak pernah memandang orang yang menerima zakatnya.

Hal itu termasuk mereka yang bersal dari keluarga napiter atau pun mantan napiter asalkan sesuai dengan kriteria sebagai penerima bantuan atau asnaf. Selain memberikan santunan bagi orang yang membutuhkan, NUCARE-LAZIZNU juga mengampanyekan paham antiterorisme dan radikalisme di lingkungan sekolah, kampus, dan keluarga melalui lembaga-lembaga seperti Ikatan Pelajar NU (IPNU), dan Fatayat NU (lembaga muslimat NU).

Mahasiswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga menjadi penerima dana MAF, Waskito Wibowo, mengambil judul Filantropi Berbasis Masjid untuk Keluarga Narapidana Terorisme: Studi Kasus di Kabupaten Lamongan untuk penelitiannya. Dalam penelitiannya, filantropi Islam berbasis masjid adalah pemberian, baik itu benda maupun layanan yang disalurkan oleh seseorang ataupun masyarakat lewat masjid.

Gerakan filantropi Islam berbasis masjid berupa pemberian santunan yang menunjang aspek untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa bahan makanan, uang tunai dan material lainnya. "Selain memberikan materi, mantan napiter juga mendapatkan pendampingan," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement