REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Sedikitnya tiga orang tewas sesudah gedung lima lantai runtuh di ibu kota Kenya, Nairobi, pada Ahad (3/6) dinihari. Penyebab keruntuhan itu belum jelas.
Pihak berwenang menyatakan 30 ribu hingga 40 ribu gedung, yang dibangun tanpa izin di Nairobi, berbahaya dan puluhan tewas akibat bencana serupa dalam beberapa tahun belakangan. Petugas penyelamat menyisir puing bangunan di kabupaten tengah, Huduma, tersebut.
"Hingga kini, tiga orang tewas. Dua ditarik keluar dari puing pada pagi hari dan sekitar satu jam lalu, pria lain ditemukan di puing itu," kata Wakil Komisaris Daerah Mathare Patrick Mwangi kepada wartawan.
"Pencarian hampir selesai dan kami berharap tidak ada orang lain terjebak atau terluka dalam tragedi itu," katanya menambahkan.
Kepala penanganan bencana kepolisian, Pius Maasai, menyatakan warga disarankan mengosongkan bangunan dianggap tidak aman. "Keputusan sudah dibuat bahwa beberapa dari mereka akan segera dirobohkan," katanya.
Pada Juni tahun lalu, dua orang tewas sesudah banguan bertingkat tujuh roboh di daerah miskin Nairobi, Pipeline Estate. Setahun sebelumnya, 49 orang tewas akibat gedung mereka ambruk saat hujan deras pada malam hari di lingkungan miskin.