REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan pertemuannya dengan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan AO membahas soal kerja sama di bidang keamanan siber. Menurutnya, saat ini ancaman siber, seperti peretasan, trennya terus meningkat, dan kasusnya semakin rumit.
"Kondisi itu mengharuskan Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya di bidang keamanan siber," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (4/6).
Peningkatan kemampuan itu salah satunya dengan belajar dari negara lain yang sudah lebih dulu menerapkan sistem itu, yakni Australia. "Kita perlu bekerja sama dengan negara lain agar bisa melakukan akselerasi Badan Siber dan Sandi Negara yang sudah dibentuk, ini juga supaya bisa mengimbangi kemajuan siber di lingkup regional maupun global," tutur dia.
Dia mengatakan pertemuan tersebut juga membahas terkait upaya kedua negara dalam memberantas serta memutus jalur pembiayaan terorisme. Menurut dia, Indonesia dan Australia juga akan menindaklanjuti kerja sama pengamanan kawasan untuk menghalau penyebaran teroris, yang rencananya melibatkan Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Selandia Baru.
Gary Quinlan AO merupakan Duta Besar Australia untuk Indonesia yang baru bertugas di Indonesia dan menggantikan Paul Grigson yang sebelumnya menjabat sebagai perwakilan resmi Pemerintah Australia di Indonesia. Kedatangan Gary Quinlan AO ke Kemenko Polhukam, Jakarta, pada Senin, juga menjadi kunjungan perkenalannya kepada Menko Polhukam Wiranto.