Ahad 10 Jun 2018 12:05 WIB

Trump tak Dukung Hasil Pertemuan G7

Trump tuding PN Kanada membuat pernyataan palsu

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Donald Trump
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengatakan AS tidak akan mendukung komunike yang dihasilkan dalam pertemuan G7. Hal itu karena ia menuduh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau membuat pernyataan palsu.

"Berdasarkan pernyataan palsu Justin di konferensi persnya, dan fakta bahwa Kanada mengenakan tarif besar-besaran kepada para petani, pekerja, dan perusahaan AS, saya telah menginstruksikan perwakilan kami untuk tidak mendukung komunike saat kami sedang mengupayakan tarif untuk mobil yang membanjiri pasar AS!" tulis Trump dalam akun Twitter pribadinya, Sabtu (9/6).

"PM Kanada Justin Trudeau bersikap begitu lembut selama pertemuan G7, tetapi dalam konferensi pers setelah saya pergi ia mengatakan, 'Tarif AS agak menyulitkan' dan dia 'tidak akan berusaha mendorongnya.'

"Sangat tidak jujur & lemah. Tarif kami adalah respons terhadap tarif Kanada sebesar 270 persen pada produk susu!" tambah Trump, seperti dilaporkan CNN.

photo
PM Kanada Justin Trudeau saat bertemu Presiden AS Donald Trump, Selasa (14/2).

 

Setelah pertemuan G7, Trudeau mengatakan dia dengan senang hati mengumumkan Kanada telah merilis komunike bersama dengan ketujuh negara. Ia juga menunjukkan AS telah menandatangani komunike tersebut.

Trudeau menegaskan, Kanada akan melakukan langkah-langkah pembalasan pada 1 Juli mendatang. Langkah ini sebagai tanggapan terhadap keputusan pemerintahan Trump yang mengenakan tarif pada impor baja dan aluminium dari Kanada, Uni Eropa, dan Meksiko.

"Saya telah menyatakan dengan sangat jelas kepada Presiden [Trump] bahwa ini bukan sesuatu yang kami lakukan dengan senang hati, tetapi ini sesuatu yang benar-benar akan kami lakukan. Kami warga Kanada, kami sopan, kami masuk akal, tetapi kami juga tidak akan mendorongnya," ujar Trudeau.

Namun kemudian Trump mengumumkan AS akan menolak keputusan G7 dan tidak menandatangani pernyataan itu. Kelompok negara yang membentuk G7 adalah Kanada, Prancis, AS, Inggris, Jerman, Jepang, dan Italia.

Trump membahas masalah perdagangan internasional dalam konferensi pers dadakannya pada Sabtu (9/6). Ia mengatakan tidak ingin melihat negara lain mengambil keuntungan dari AS atas perdagangan.

"Ini akan berubah. Tarif akan turun. Kita seperti celengan yang dirampok semua orang dan itu akan berakhir," tambah dia.

Komunike G7 merujuk pada sejumlah prioritas bersama, termasuk perdagangan, pertumbuhan ekonomi, keamanan nasional, dan keberlanjutan. Pada satu titik, komunike itu menyatakan, "G7 mengakui perdagangan dan investasi yang bebas, adil, dan saling menguntungkan, sekaligus menciptakan manfaat timbal balik, sebagai mesin utama untuk pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja."

Cicitan-cicitan keras Trump terhadap Kanada, yang telah lama menjadi sekutu AS, dibuat sesaat setelah ia meninggalkan KTT G7 yang diselenggarakan di Kanada. Ia melakukan perjalanan ke Singapura untuk menghadiri rencana KTT dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.

Kantor perdana menteri Kanada menanggapi cicitan-cicitan Trump yang menuduh Trudeau memberikan pernyataan palsu dalam sebuah pernyataan. Kantor tersebut menyatakan, Perdana Menteri Trudeau tidak mengatakan apa-apa selama KTT G7 yang belum dia katakan sebelumnya.

"Kami fokus pada semua yang kami capai di sini di KTT G7. Perdana Menteri mengatakan tidak ada yang belum dia katakan sebelumnya, baik di depan umum, maupun dalam percakapan pribadi dengan Presiden (Trump)," kata pernyataan itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement