REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah menyatakan niatnya untuk mempertahankan jabatannya di pemerintahan selama dua tahun. Ia menekankan, pemerintahannya akan memprioritaskan upaya untuk mengembalikan kekayaan dan menyelamatkan perekonomian negara selama dua tahun ke depan.
“Itulah prioritas saya, untuk memulihkan kekayaan dan perekonomian, serta membuat negara menjadi progresif," kata Mahathir dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sinar Harian di Perdana Leadership Foundation baru-baru ini, seperti dilaporkan laman Channel News Asia, Ahad (10/5).
Namun, menurutnya, dua tahun itu bukan jangka waktu, tetapi rencana awal yang mungkin bisa dicapai lebih cepat, tergantung pada keadaan. Jika memungkinkan, dalam waktu dekat, Mahathir ingin mengatasi semua masalah yang dihadapi Malaysia.
"Uang tidak penting jika saya berhasil. Yang penting adalah kepuasan kerja. Ini yang saya tekankan," tambah dia.
Dalam wawancara tersebut, Mahathir juga menegaskan lagi peran Koalisi Pakatan Harapan dalam memperbaiki kerusakan negara yang disebabkan oleh pemerintahan sebelumnya. Koalisi tersebut fokus pada upaya mengurangi utang nasional dan mempertahankan hubungan dengan institusi Kerajaan.
Mengingat utang Malaysia saat ini telah menyentuh angka lebih dari 1 triliun ringgit Malaysia, Mahathir mengatakan tidak ada negara yang seharusnya memiliki utang di luar kemampuannya. Ia mengaku terkejut mengenai bagaimana pemerintah sebelumnya bisa membiarkan hal itu terjadi.
Tindakan yang diambil oleh pemerintah terdahulu adalah memperoleh sebagian besar pinjaman dari negara lain dan bank asing dengan suku bunga tinggi, serta dari sumber-sumber lokal. Karena itu, fokus utama Pemerintah Malaysia di bawah Koalisi Pakatan Harapan sekarang adalah memastikan pinjaman utang dapat dilunasi.
Karena itu, dia mengatakan, Malaysia tidak akan menghabiskan dana lagi. Kami ingin mengurangi (utang). Jika ingin membayar utangnya maka Malaysia harus menemukan cara.
“Bukan kebiasaan kami untuk kembali meminjam utang baru demi membayar utang lama, karena negara tidak bisa memiliki utang di luar kemampuannya. Kami akan menghabiskan sesuai dengan apa yang kita mampu,” kata Mahathir.
Ia menekankan, ini juga merupakan alasan aspek keuangan harus diperhatikan, yakni untuk memastikan Malaysia tidak kembali terperosok dalam utang. "Seperti (berutang) dengan Ah Long. Jika kami tidak bisa membayar, mereka akan memukuli kami. Sama halnya, jika kami tidak dapat membayar, dia (pihak yang memperpanjang pinjaman) akan memukul kami, tetapi dengan kata-kata seperti 'Saya akan membuat Anda bangkrut'," tuturnya.
Infografis Gebrakan Mahathir.