Selasa 12 Jun 2018 12:40 WIB

Golkar: Masih Banyak Kader Loyal dan tak Mengejar Jabatan

Golkar mengklaim sebagai partai terbuka dan mandiri.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso berfoto bersama dengan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) yang baru bergabung ke Partai Berkarya di Yogyakarta, Senin (11/6).
Foto: dok. Istimewa
Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso berfoto bersama dengan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) yang baru bergabung ke Partai Berkarya di Yogyakarta, Senin (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyebut Partai Golkar memiliki kader yang militan dan loyal. Sehingga kader Golkar tidak akan terpengaruh dan mudah pindah karena mengejar jabatan.

Hal itu diungkapkan Ace, menyusul pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso bahwa akan ada 'bedol desa' kader Golkar ke Berkarya pasca kepindahan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto ke Berkarya.

"Kita lihat saja, Partai Golkar masih banyak memiliki kader yang militan, loyal dan mengakar yang tidak hanya mengejar jabatan sehingga mudah pindah partai," ujar Ace kepada wartawan, Selasa (12/6).

Menurut Ace, Partai Golkar juga banyak menerima kader-kader partai lain dan tokoh-tokoh yang mau bergabung dengan Partai Golkar. Karena itu, partainya tidak akan terpengaruh dengan kepindahan Titiek ke Partai Berkarya.

Bagi Golkar, kepindahan Titiek hanya bagian dari dinamika politik yang kerapkali terjadi terhadap Partai Golkar pascareformasi.

"Kami harus sikapi dengan terus konsisten dengan Program konsolidasi partai dan menjaga soliditas. Dengan cara itu kami akan menutupi kekurangan akibat peristiwa keluarnya Ibu Titiek dari Partai Golkar," kata Ace.

Apalagi lanjut Ace, Partai Golkar adalah partai yang terbuka dan mandiri sehingga tidak tergantung dengan sosok seseorang dan keluarga tertentu.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu melanjutkan, soal apakah akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Golkar, pembuktiannya ada pada di hasil Pemilu 2019 mendatang.

"Kita tidak tergantung pada seseorang atau keluarga tertentu. Kader partai Golkar bisa keluar dan kami akan tetap menumbuhkan kader-kader lain  yang siap menggantikan Ibu Titiek," katanya.

Sebelumnya, pascakepindahan Titiek ke Partai Berkarya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Berkarya Priyo Budi Santoso menyebut sejumlah politikus Partai Golkar yang cukup memiliki nama akan ikut bergabung ke Partai Berkarya.

Priyo menyebut pindahnya ramai-ramai para politikus itu ke Partai Berkarya dengan istilah 'bedol desa'. "Pemberitaan ini sudah tentu sedikit menggetarkan pemberitaan nasional, kan ada tanda-tanda besar di Golkar akan ada bedol deso ke partai berkarya," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement