Rabu 13 Jun 2018 14:34 WIB

Anwar Abbas: Staquf Wantimpres, Mengapa tak Hormati UUD 1945

Kehadiran staquf ke Israel dinilai memicu empat implikasi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah menilai keberangkatan Yahya Cholil Staquf ke Israel tidak sesuai dengan mukadimah bangsa Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945. Padahal, UUD telah menegaskan, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

"Saudara Staquf tak mencerminkan sikap politiknya sesuai sikap politik bangsa Indonesia, sesuai mukadimah bangsa Indonesia, kata Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas kepada Republika.co.id, Kamis (13/6).

Ia mengatakan, berdasarkan falsafah dan konstitusi Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

Namun, Staquf yang merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) malah mengunjungi Yerusalem yang merupakan daerah jajahan Israel. "Beliau kan anggota Watimpres, kenapa tidak menghormati apa yang dikatakan oleh Pembukaan UUD 1945, ujar dia.

Anwar menilai terdapat sejumlah implikasi atas sikap Staquf. Pertama, secara tidak langsung Staquf mengakui daerah jajahan tersebut adalah bagian dari Israel. Kedua, kehadiran Staquf menyakiti hati rakyat Palestina yang selama ini berjuang melawan penjajahan Israel. Ketiga, sikap Staquf menyakiti sebagaian besar umat Islam Indonesia. Keempat, langkahnya tak sejalan dengan mukadimah Pembukaan UUD 1945.

Anwar juga menilai, pernyataan Staquf bahwa keberangkatannya tidak mewakili Pemerintah Indonesia maupun PBNU tidak bisa dibenarkan. Sebab, jabatan anggota Watimpres sudah melekat pada Staquf.

"Bagi saya, kepergian dia sangat menggangu pemerintah Jokowi (Joko Widodo). Sangat mencederai apa yang dilakukan pemerintah," tutur dia.

Anwar mengaku sempat bertemu dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia dalam suatu acara. Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, Dubes Palestina menyebut banyak rakyat Palestina yang kecewa atas keberangkatan Staquf memenuhi undangan Israel. Apalagi, ia melanjutkan, pertemuan tersebut berlangsung di Yerusalem yang menjadi daerah sengketa antara Palestina dan Israel.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kepergian Yahya Cholil Staquf ke Israel menghadiri dan menjadi pembicara dalam acara American Jewish Committee (AJC) Global Forum akhir pekan kemarin bukan bagian dari diplomasi Pemerintah Indonesia. Dia berangkat atas urusan pribadi karena memang undangan tersebut sudah lama dipersiapkan.

Meski demikian, Jokowi memastikan bahwa apa pun yang disampaikan Yahya dalam forum tersebut, Pemerintah Indonesia tetap memegang teguh pendirian dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Bahkan, menurut informasi yang diterima Jokowi, Yahya dalam forum ini juga ikut serta mendorong perdamaian Palestina.

"Intinya juga memberikan dukungan kepada Palestina," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Selasa (12/6).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement