REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Musim kemarau berkepanjangan di New South Wales (NSW) Australia menyebabkan semakin banyak kanguru yang mencari rumput hijau di pinggiran jalan-jalan raya.
"Serbuan" kanguru itu telah menjadikan jalan-jalan tersebut berbahaya bagi keselamatan pengemudi. Diperkirakan ada sekitar 14 juta ekor kanguru di NSW, dan bagi pengemudi yang kurang berpengalaman, loncatan kanguru yang tiba-tiba ke tengah jalan bisa berakibat fatal.
Itulah yang dialami seorang remaja bernama Livinia Evans. Dia harus membanting setir mobilnya secara mendadak begitu ada kanguru yang tiba-tiba muncul di tengah jalan. Untungnya, meskipun mobil terbalik, gadis berusia 18 tahun asal Kota Cooma ini tidak mengalami cidera.
Evans kini menjadi salah satu dari 15 petani muda, dikenal sebagai jackaroos dan jillaroos, yang telah mengikuti pelatihan mengemudi di jalan raya yang "diserbu" kanguru. Pelatihan tersebut digelar oleh program pendidikan pedalaman Hay Inc.
Menurut Sandra Ireson dari Hay Inc pelatihan dimaksudkan untuk mengajarkan keterampilan praktis ketika pengemudi bertemu dengan kanguru. "Kami sarankan mereka untuk tidak membelokkan mobil dan mengerem," ujarnya.
"Jika mereka melakukannya, hal itu menyebabkan mobil terguling, seperti yang dicontohkan pengemudi dalam pelatihan ini," kata Ireson.
Menurut Ireson, jumlah kanguru di jalan-jalan raya menjadi permasalahan yang semakin serius bagi pengemudi. "Di sekitar daerah Hay sini cukup mengerikan terutama di malam hari dengan banyaknya jumlah satwa di jalanan," katanya.
Salah satu perusahaan asuransi mengatakan 83 persen dari tabrakan dengan hewan melibatkan kanguru. Pada 2017, perusahaan asuransi itu menerima 12 ribu klaim tabrakan hewan di NSW, meningkat sembilan persen dari tahun sebelumnya. "Angka-angkanya ada dan kami ingin generasi muda ini aman di jalan raya," kata Ireson.
Ed McKindlay, seorang petani muda dari Kota Moulamein mengaku dalam perjalanannya sepanjang 120 km untuk ikut pelatihan, dia justru menabrak dua ekor kanguru. "Kanguru ada di mana-mana saat ini. Sangat berbahaya di jalan," kata McKindlay. "Saya berusaha tidak mengemudi di malam hari, dan tidak akan berbelok ketika melihatnya," ujarnya.
Ireson mengatakan kanguru tidak hanya bahaya bagi pengemudi yang kurang berpengalaman. Dia mengatakan ada sebuah truk pengangkut kapas yang menabrak 19 ekor kanguru dalam perjalanan sejauh 80 kilometer.
Sebuah mobil ambulans dari Hay yang menuju ke Kota Booligal, katanya, juga menabrak seekor kanguru dalam perjalanan kembali ke rumah sakit. Ireson menambahkan bahwa aktivitas satwa liar di jalan-jalan tidak terbatas pada malam hari.
"Jelas kanguru lebih banyak muncul di malam hari. Nanmun di siang hari pun orang menabrak kanguru dan emu," katanya.
"Orang harus sangat berhati-hati dan menyadari apa yang ada di luar sana dan jangan membelokkan kendaraan," ujar Ireson.
"Jelas kanguru akan menabrak mobil Anda dan merusaknya. Namun membelokkan mobil akan menyebabkannya terbalik," ujarnya.
James Lines (18 tahun) mengaku menghindari banyak kanguru dalam perjalanan sepanjang 1.200 kilometer. "Banyak sekali. Makanya kami sangat berhati-hati dan menghindari mengemudi di pagi hari dan larut malam," kata Lines.
"Saat musim kering ada kanguru dan emu di mana-mana. Datang dari Australia Selatan kami bahkan melihat sejumlah wombat di jalan," tambahnya.
Lines mengatakan pelajaran dari pelatihan itu yaitu bagaimana lebih mementingkan keselamatan pengemudi. "Keselamatan pengemudi sangat penting di pedalaman terutama bagi generasi muda," katanya.
Pertanian dan masa depan daerah pedalaman, katanya, tidak akan cerah jika generasi muda banyak mengalami kecelakaan. Evans mengatakan lebih siap menghadapi kanguru saat mengemudi di jalan raya.
"Melambat, jangan membelokkan mobil, karena hal itu akan membuat Anda cidera. Tabrak saja kangurunya," ujarnya.
"Memang sangat disayangkan, tetapi kita harus melakukannya demi keamanan di jalan, terutama ketika mengemudi jarak jauh," ujarnya.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.