REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan Bank Indonesia (BI) senantiasa berkomitmen dan fokus pada kebijakan jangka pendek BI dalam memperkuat stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar Rupiah.
Untuk itu, dia menegaskan, BI siap menempuh kebijakan lanjutan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dalam menghadapi perkembangan baru arah kebijakan the Fed dan ECB pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan 27-28 Juni 2018.
"Kebijakan lanjutan tersebut dapat berupa kenaikan suku bunga yg disertai
dengan relaksasi kebijakan LTV untuk mendorong sektor perumahan," kata Perry
melalui siaran pers, Selasa (19/6).
Selain itu, lanjutnya, kebijakan intervensi ganda, likuiditas longgar, dan komunikasi yang intensif tetap dilanjutkan. Bank Indonesia, Pemerintah, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga akan terus mempererat koordinasi untuk memperkuat stabilitas dan mendorong pertumbuhan.
Perry menambahkan, BI meyakini ekonomi Indonesia, khususnya pasar aset keuangan, tetap kuat dan menarik bagi investor, termasuk investor asing. "Dengan investasi yang terjaga, stabilitas ekonomi juga diharapkan tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat," imbuhnya.